Terancam Diblokir SWIFT, Perbankan Rusia Wajib Berbenah DIri
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM – Andrey Kostin, Direktur Utama Bank VTB Rusia menyebut perbankan negeri itu harus berbenah diri karena adanya sanksi sistem perbankan global Eropa, yakni pengucilan dari SWIFT (Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication atau Asosiasi Transaksi Telekomunikasi Perbankan Antar Negara).
Andrey Kostin menambahkan bahwa perbankan Rusia harus memiliki "Rencana B”
“Menurut pendapat pribadi saya, jika sanksi tersebut diperkenalkan itu akan berarti perang,” kata Kostin dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Handelsblatt Jerman seperti tertuang di Russian Today, Kamis (4/12).
SWIFT beroperasi diseluruh dunia sebagai financial messaging network, lembaga ini melakukan pengiriman pesan transaksi atau perintah secara aman antar lembaga keuangan bank atau non-bank. SWIFT memberikan perlayanan program kepada berbagai lembaga keuangan bank atau non-bank melalui jaringan yang disebut SWIFTNet.
Jaringan SWIFT telah meliputi hampir keseluruhan bank didunia dan sampai Desember 2007 pranala SWIFT sudah mencapai 8,332 lembaga keuangan bank dan non-bank dari 208 negara.
SWIFT bermarkas hampir diseluruh dunia dan kantor pusatnya ada di La Hulpe, Brussels, Belgia.
Jika bank-bank Rusia tidak lagi memiliki akses ke SWIFT, duta besar Amerika akan meninggalkan Moskow pada hari yang sama.
Kostin menambahkan bahwa sistem perbankan Rusia sangat tergantung pada mata uang dolar Amerika Serikat dan euro, dan merupakan bagian yang paling rentan dari ekonomi Rusia. Namun, ia mengatakan Rusia memiliki alternatif harus sistem SWIFT tidak lagi tersedia untuk Rusia. Bulan lalu Bank of Rusia mengatakan akan meluncurkan alternatif untuk transaksi keuangan Mei 2015.
“Ada banyak pembicaraan tentang kemungkinan pemutusan dari SWIFT," kata wakil presiden Bank VTB Yuri Soloviev.
Dia menjelaskan bahwa 90 persen dari seluruh transaksi perbankan dalam negeri yang dapat diproses melalui alternatif untuk SWIFT.
“Masalah perbankan terjadi dengan pembayaran yang melewati bank kontraktor asing, tapi kami secara aktif bekerja untuk menghasilkan solusi,” kata Soloviev.
Dia menambahkan VTB berharap pemutusan dari SWIFT tidak akan terjadi.
Sebelumnya Andrey Kostin mengatakan bahwa VTB sedang dalam pembicaraan dengan Sberbank pada penciptaan jaringan alternatif baru bagi seluruh pelaku perbankan Rusia untuk mendapat akses SWIFT.
Setelah Amerika Serikat dan Uni Eropa memberlakukan sanksi terhadap bank-bank Rusia ada kekhawatiran bahwa tahap berikutnya akan memotong Rusia off dari sistem SWIFT.
Panggilan untuk mematikan sistem SWIFT di Rusia pertama datang dari Perdana Menteri Inggris David Cameron. Sebuah resolusi di Parlemen Eropa juga termasuk usulan tersebut.
Namun, perwakilan SWIFT yang tidak ingin disebut namanya mengatakan bahwa mereka tidak akan beralih dari Rusia meski ada tekanan politik.
SWIFT adalah sistem transaksi perbankan global yang terhubung ke lebih dari 10.000 lembaga keuangan di 210 negara. Omset harian pembayaran yang dilakukan melalui SWIFT adalah sekitar 422 triliun rupiah. Rusia merupakan pelanggan SWIFT terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat. (rt.com/wikipedia.org/france24.com).
Editor : Bayu Probo
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...