Terbitkan Buku, Waketum PBNU Kupas Jaringan Al-Qaeda
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) DR (HC) KH As'ad SAid Ali meluncurkan buku bertajuk “Al-Qaeda (Tinjauan Sosial-Politik, Ideologi dan Sepak Terjangnya).” Buku ini mengungkap sejarah kemunculan Al-Qaeda, akar-akar dideologisnya, jaringannya, rentetan operasinya, serta persebarannya sampai ke Indonesia.
Peluncuran diadakan Hotel Borobudur Jakarta, Jum’at (26/9) malamn rencananya dihadiri sejumlah tokoh, antara lain Mantan Kepala BIN AM. Hendropriyono, pengamat politik dan pengkaji Timur Tengah Fachri Ali, Rektor UIN Jakarta Qomaruddin Hidayat, Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar. Meutya Hafiz, mantan jurnalis Indonesia yang pernah disandera oleh kelompok Al-Qaeda di Irak juga akan hadir dan menyampaikan testimoninya.
Secara khusus, seperti dalam manual acara, akan hadir dan memberikan ceramah, Syekh Najih Ibrahim Abdullah, mantan petinggi Jamaah Islamiyah Mesir. Syekh Najih juga memberikan kata pengantar dalam buku As’ad Said yang diterbitkan oleh LP3ES itu.
“Saya mengucapkan terimakasih kepada sahabat saya Dr. Najih Ibrahim Abdullah yang telah bersedia memberikan kata pengantar yang kiranya dapat dijadikan semacam ‘pegangan akidah’ bagi para pembaca dalam memahami dan menyikapi gerrakan Al-Qaeda dan seenisnya,” kata As’ad dalam pengantara bukunya.
Buku setebal 438 itu diawali paparan mengenai pengalaman pribadi mantan Wakil Kepala BIN itu saat bertugas di Timur Tengah pada 1982 sampai 1990. Berikutnya berisi uraian tentang ideologi kaum jihadi dan Al Qaeda, dilanjutkan uraian tentang perang Afghanistan sebagai awal terbentuknya jaringan jihad internasional, dan mengenai gagasan pembentukan Al Qaeda, pola pengorganisasiannya, serta operasi-operasinya pada tahap awal.
As’ad dalam buku itu juga mengungkap keberadaan Jamaah Islamiyah serta hubungannya dengan Al Qaeda. Dikatakan, banyak orang salah kaprah, termasuk opini di sejumlah media, dalam memahami hubungan kedua organisasi ini.
Buku itu juga mengungkapkan jaringan operasi dan rentetan aksi teror bom yang dilakukan Al Qaeda yang meliputi wilayah yang relatif luas, yakni Indonesia dan sejumlah negara di Asia Tenggara. Ada bab khusus yang menggambarkan mengenai operasi Al Qaeda di Asia Tenggara, dan bagaimana Asia Tenggara dijadikan pangkalan untuk menyerang sejumlah negara di kawasan lain.
Osama tewas ditembak anggota pasukan elit Navy SEAL Amerika Serikat di Pakistan, pada Mei 2011. Dengan kematiannya itu, apakah Al Qaeda ikut hancur dan mati? As’ad Said menyoroti generasi pasca Osama dan bagaimana dinamikanya. Dikatakannya, kaum jihadi kini menemukan medan jihad baru di Syria, Iraq, dan kawasan Afrika. Bahkan telah lahir ISIS/ISIL atau The Islamic State of Iraq and the Levant.
Pada bagian akhir bukunya, As’ad mengulas faktor penyebab Al-Qaeda dan kelompok muslim garis keras lainnya melakukan perlawanan global, dan mengapa akhirnya mereka memilih cara kekerasan. Ia juga mengajukan rekomendasi mengenai sebuah visi yang perlu dibangun untuk mengelola dan menciptakan perdamaian dunia. (nu.or.id).
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...