Terbunuhnya James Foley, Tunjukkan Kelemahan Militer AS
• Amerika Serikat turunkan pasukan SOF
• Banyak informasi yang berhubungan dengan Pentagon
• NIIS menyekap tawan bernilai tinggi
ARBIL, SATUHARAPAN.COM – Kegagalan Amerika Serikat (AS) untuk menyelamatkan nyawa wartawan yang dibunuh oleh militan Negara Islam Irak Suriah (NIIS), James Foley menggambarkan kemampuan militer AS lemah. Meskipun sebelumnya Pentagon telah menyebarkan pasukan Operasi Khusus (Special Operations Forces/SOF) ke Suriah, bersama sejumlah pasukan darat dan udara militer AS.
Demikian pernyataan yang dilansir dari situs csmonitor.com, Jumat (22/8).
Meski demikian, Menteri Pertahanan AS, Chuck Hagel menyatakan bahwa operasi yang dilakukan SOF di Suriah telah sempurna.
"Operasi ini, adalah operasi yang sempurna. Tapi sandera yang dicari tidak berada disana," kata Chuck Hagel.
Sekitar dua puluh anggota pasukan SOF AS mendarat di dekat sebuah bangunan yang digunakan NIIS untuk menyekap para tawanan "bernilai tinggi", pada Jumat (4/7) lalu. Diyakini bahwa penjara darurat itu berada di sebuah kawasan kilang minyak di daerah tersebut. Menurut sejumlah pejabat AS, pasukan SOF diterjunkan dari sejumlah helikopter Black Hawk, yang telah "dimodifikasi secara khusus".
"Pasukan komando itu turun dari sejumlah helikopter, yang tak bersuara. Anda tidak bisa mendengar suara mesin atau baling-baling helikopter itu," kata warga Raqqa, Abu Ibrahim al-Raqqawi.
Pada saat bersamaan, dua puluhan anggota Pasukan Komando Delta Forces mendarat di Suriah, tepat di Hari Kemerdekaan AS. Namun, mereka gagal menemukan para sandera dan dipaksa mundur setelah terlibat baku tembak dengan para penculik yang berasal dari kelompok militan NIIS.
Misi AS itu menargetkan basis NIIS di Uqayrishah, 18 kilometer di tenggara Raqqa, dengan taktik yang serupa dengan yang digunakan US Navy Seals dalam pembunuhan terhadap Osama bin Laden, pemimpin Al Qaeda. Tepat lewat tengah malam, sejumlah pesawat mengebom apa yang diyakini sebagai salah satu dari tiga markas utama NIIS di Suriah, sebuah pangkalan militer yang diberi nama "Osama bin Laden Camp" oleh kaum militan tersebut.
"Pasukan komando itu turun dari sejumlah helikopter, yang tak bersuara. Anda tidak bisa mendengar suara mesin atau baling-baling helikopter-helikopter itu," kata Raqqawi.
Berhubungan dengan Pentagon
Menurutnya, hal itu berdasarkan kesaksian seorang teman, seorang petani yang tinggal di Uqayrishah. Petani itu mengatakan telah berhadapan langsung dengan pasukan komando tersebut. Laporan Raqqawi itu tidak dapat diverifikasi secara independen walau banyak informasi yang ia ucapkan berhubungan konfirmasi sebuah pernyataan Pentagon Rabu (20/8).
Pentagon menyatakan, seorang tentara Amerika terluka dalam operasi itu dan bahwa "beberapa" anggota NIIS tewas.
Begitu tiba di darat, pasukan Delta Force rupanya memblokade jalan utama ke Raqqa dan mulai bergerak ke sebuah penjara. Mereka dilaporkan bertempur sepanjang perjalanannya ke penjara di mana mereka pikir para sandera ditahan di sana. Namun, mereka tidak menemukan sandera di penjara tersebut.
Pasukan itu juga melakukan pencarian dari "rumah ke rumah" di Uqayrishah, kata Raqqawi, termasuk di rumah saksi mata yang menjadi sumber laporan itu. Raqqawi melaporkan, pasukan komando AS dibantu "pasukan khusus Yordania" yang diidentifikasi berdasarkan bendera nasional di seragam mereka.
Saat mereka menggeledah rumah-rumah, NIIS "mengirim pasukan pendukung dari Raqqa" dan pertempuran terjadi selama tiga jam.
"Setelah itu, teman saya melihat bahwa dua anggota pasukan komando tertembak, satu tentara Jordania dan satu dari AS," kata Raqqawi.
Setelah itu, sekitar pukul 03.00 pagi waktu setempat, helikopter-helikopter itu membawa pasukan SOF pergi.
Tawanan Bernilai Tinggi
Penjara yang menjadi target AS merupakan sebuah lokasi yang di kalangan penduduk lokal Uqayrishah telah menjadi rumor, yaitu bahwa NIIS menyekap tawanannya yang "paling bernilai tinggi" di sana. Selain para sandera asal Amerika dan Inggris, penduduk setempat yakin bahwa 49 orang Turki yang diculik di Mosul di Irak saat NIIS merebut kota itu pada Juni juga sempat ditahan di sana.
Namun, menurut Raqqawi , sebuah kontak di kalangan NIIS telah mengatakan kepadanya bahwa para tahanan itu telah dipindahkan 24 jam sebelum serangan tersebut terjadi.
Ia menambahkan, serangan terhadap Osama bin Laden Camp itu telah menyebabkan kerusakan besar. (csmonitor.com/telegraph.co.uk)
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...