Terima Kasih Dewan Gereja Dunia kepada Ninan Koshy
JENEWA, SATUHARAPAN.COM – Dewan Gereja Dunia (The World Council of Churches/WCC) berterima kasih atas dedikasi dan karya akademisi, teolog, dan analis politik, Dr. Ninan Koshy, mantan Sekretaris Eksekutif dan Direktur Urusan Gereja-gereja Internasional (Commission of Churches on International Affairs/CCIA) WCC. Koshy meninggal pada usia 81 tahun di Thiruvananthapuram, Kerala, India, Rabu (4/3) kemarin.
“Beliau meninggalkan karya penting bagi WCC dan gerakan ekumenis, melalui analisis tajam terhadap isu-isu global dan wawasan teologisnya, untuk bersaksi tentang kebenaran, keadilan, dan perdamaian di dunia yang begitu memprihatinkan,” kata Sekjen WCC, Rev. Dr. Olav Fykse Tveit, dalam acara resmi penganugrahaan kepada Koshy, Jumat (6/3).
“WCC dan gerakan ekumenis di seluruh dunia sangat berduka atas kepergian Dr Koshy,” tambah Tveit.
Koshy melayani di CCIA pada 1974 dan menjadi Direktur CCIA dari 1981 hingga 1991. Di Jenewa, karyanya berfokus pada isu-isu militer dan konflik ras. Ia mengadakan serangkaian konsultasi ekumenis internasional, seperti identifikasi kegiatan militer sebagai penyebab perang dan konflik di dunia, yang kemudian diterapkan Komisi HAM PBB. Koshy juga terlibat dalam berbagai kegiatan resolusi perdamaian atas konflik di berbagai belahan dunia. Ia bertemu dengan gereja-gereja, pemerintah, dan pemimpin politik untuk menyampaikan dasar program perdamaian CCIA, baik di lingkungan gereja maupun politik.
Setelah pensiun dari WCC, Koshy menerima undangan studi Program Hak Asasi Manusia, Harvard Law School, di Cambridge. Disertasinya yang bertajuk “The United Nations and the Protection of Human Rights in Internal Conflicts, A Case Study of the U.N. Security Council Action with regard to The Civilian Population in Kurdish Populated Areas in Iraq,” dipublikasikan pada 1992.
Kemudian beliau kembali ke India dan menjadi pengajar di Fakultas Hukum, University of Delhi dan universitas lainnya. Ia meraih gelar doktor kehormatan dalam bidang teologi oleh Serampore University dan menjadi anggota senat di Kerala Univesity. Koshy tetap setia dengan gerakan ekumenis. Atas permintaan Konferensi Kristen di Asia, ia menyusun buku A History of the Ecumenical Movement in Asia yang kemudian diterbitkan pada 2004. Ia juga aktif menulis surat kabar dan jurnal. Sampai hari dia meninggal, Koshy masih mengerjakan proyek-proyek terbarunya.
Koshy meninggalkan istri tercinta, Susan, dan tiga orang putrinya, Mariam Shiney, Achamma Niney, dan Elizabeth. (oikoumene.org)
Editor : Bayu Probo
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...