Tersenyumlah Meski Dunia Tak Selalu Ramah
SATUHARAPAN.COM – Jika ada yang bertanya profesi apa yang identik dengan senyuman, saya akan menjawab: pramugari. Dahulu saya berpikir, selain identik dengan senyuman, itu juga profesi yang menyenangkan karena bisa melanglang buana dengan ”hanya” melayani makanan dan minuman penumpang.
Padahal di balik senyum ramah itu, suatu tanggung jawab yang tidak ringan harus mereka pikul, yakni menjaga keselamatan penumpang dalam penerbangan. Ketika menghadapi pendaratan darurat, seorang pramugari harus bisa mengeluarkan penumpang dalam waktu sembilan puluh detik. Tentu diperlukan keahlian khusus untuk mampu menguasai teknik evakuasi dan tidak bisa mengandalkan senyum semata.
Di samping itu, yang dituntut dari seorang pramugari adalah harus selalu tersenyum dalam segala situasi. Persoalannya, senyuman dan keramahan mereka tidak selalu disambut hangat para penumpang.Tak jarang mereka harus menghadapi perlakuan yang tidak menyenangkan dari orang-orang yang mereka layani.
Bagaimana dengan kita? Masihkah kita tersenyum ikhlas ketika menghadapi situasi di luar harapan? Masihkah kita tersenyum kala segalanya tidak oke? Apakah kita hanya mau berbagi senyuman kepada orang-orang tertentu saja?
Kita perlu menyadari bahwa senyum merupakan bagian dari service, pelayanan, apa pun profesi kita. Senyum memainkan peranan penting—bisa membuat orang merasa diterima, mencairkan suasana, juga meredakan emosi. Intinya, senyuman akan menghasilkan sesuatu yang positif bila dilakukan dengan tulus; bukan karena paksaan atau sekadar menjalankan tugas.
Karena itu, tersenyumlah meski dunia tak selalu ramah. Tersenyumlah tanpa perlu memikirkan respons yang akan kita terima. Tersenyumlah dengan tulus bahkan kepada orang yang memusuhi kita.
Dan Tuhan pun tersenyum melihat perubahan kita.
Ibu Kota India Tercekik Akibat Tingkat Polusi Udara 50 Kali ...
NEW DELHI, SATUHARAPAN.COM-Pihak berwenang di ibu kota India menutup sekolah, menghentikan pembangun...