Terumbu Karang Masih Asli di Perairan Tahiti di Kedalaman Hingga 70 Meter
TAHITI, SATUHARAPAN.COM-Para ilmuwan telah menjelajahi hamparan karang murni yang langka berbentuk seperti mawar di lepas pantai Tahiti. Terumbu karang dianggap sebagai salah satu yang terbesar yang ditemukan di kedalaman seperti itu dan tampaknya tidak tersentuh oleh perubahan iklim atau aktivitas manusia.
Laetitia Hédouin mengatakan dia pertama kali melihat karang saat menyelam rekreasi dengan klub selam lokal beberapa bulan sebelumnya. “Ketika saya pergi ke sana untuk pertama kalinya, saya berpikir, 'Wow, kita perlu mempelajari karang itu. Ada sesuatu yang istimewa tentang karang itu,” kata Hédouin, seorang peneliti di Pusat Penelitian Ilmiah Nasional Prancis di Moorea, Polinesia Prancis.
Apa yang mengejutkan Hédouin adalah bahwa karang tampak sehat dan tidak terpengaruh oleh peristiwa pemutihan pada tahun 2019. Karang itu adalah hewan kecil yang tumbuh dan membentuk terumbu di lautan di seluruh dunia.
Secara global, terumbu karang telah habis karena penangkapan ikan yang berlebihan dan polusi. Perubahan iklim juga merusak terumbu karang yang rapuh, termasuk yang berada di sekitar terumbu karang yang baru ditemukan, dengan pemutihan parah yang disebabkan oleh air yang lebih hangat. Antara 2009 dan 2018, 14% karang dunia mati, menurut laporan tahun 2020 oleh Proyek Pemantauan Terumbu Karang Global.
Terumbu karang yang baru ditemukan, membentang sejauh dua mil (tiga kilometer), dipelajari akhir tahun lalu selama ekspedisi menyelam yang didukung oleh UNESCO. Tidak seperti kebanyakan karang yang dipetakan di dunia, yang ditemukan di perairan yang relatif dangkal, karang yang satu ini lebih dalam, antara 115 kaki (35 meter) hingga 230 kaki (70 meter). (AP)
Editor : Sabar Subekti
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...