Tetap Setia: Gumulan Ibu Berputra Difabel
SATUHARAPAN.COM - Hidup bersama seorang anak berkebutuhan khusus ternyata terus mengajarkanku mencari Tuhan setiap saat; untuk mencari kekuatan ketika aku telah sampai pada batas akhir kekuatanku; untuk mencari tawa ketika aku ingin menangis; untuk mencari kasih-kasih yang lebih banyak ketika hati ini patah dan hancur; untuk mencari sebuah lagu penuh syukur ketika kepahitan hampir membuatku kehilangan suara.
Namun, ada hari-hari di mana semuanya terasa terlalu berat dan jarak terasa begitu lebar. Aku tak bisa merasakan kehadiran-Nya... aku tak bisa melihat kebaikan-Nya... aku merasa... tertipu.
Banyak sekali saat dalam perjalanan bersama Armando ditandai dengan pengulangan-pengulangan. Keraguan yang datang kembali karena ketidaktahuan apakah sesuatu akan berubah atau tidak. Ketika kemarin aku melihat seorang anak berlari-lari, aku kembali bertanya apakah Armando akan pernah bisa melangkahkan kakinya... ketika pada tengah malam aku terbangun dan bertanya-tanya apakah suatu saat Armando akan bisa pergi ke kamar mandi sendiri. Saat-saat ketika aku merasa telah bisa bangkit, ternyata aku jatuh lagi.
Akan tetapi, dengan hati, aku tetap mencoba melakukan apa yang harus dilakukan, melakukan lagi hal-hal yang sama, seperti yang kulakukan setiap harinya....
Jadi saat ini: ketika aku tak bisa merasakan-Nya, aku akan tetap mencoba untuk mengulurkan kedua tanganku; ketika Ia sepertinya diam membisu, aku akan tetap berteriak, berpegang bahwa Ia pasti mendengar; dan ketika aku tak dapat melihat, aku akan terus mencoba untuk mencari, menggali, belajar mengenai apa arti ”tetap setia”.
Catatan: Irma Koswara (Ibu dari Armando [penyandang Cerebral Palsy])
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...