Tiga Wartawan Al Jazeera Dideportasi dari Mesir
KAIRO, SATUHARAPAN.COM - Pihak berwenang Mesir mendeportasi tiga wartawan televisi berbahasa Inggris yang berbasis di Qatar, Al Jazeera, pada hari Minggu (1/9). Mereka ditangkap empat hari sebelumnya atas tuduhan meliput peristiwa di Mesir tanpa izin dan tanpa memperoleh persetujuan yang diperlukan.
Sumber-sumber resmi di bandara Kairo mengatakan bahwa tiga koresponden itu berasal dari Selandia Baru, Inggris dan Irlandia. Mereka diterbangkan ke London, dan tidak ada perlengkapan jurnalistik yang disita.
Pemerintah telah melarang siaran Al Jazeera, Mubasher Misr, di Mesir atas tuduhan tidak memiliki izin hukum untuk bekerja di negara tyersebut. Menurut media Al Ahram, siaran Al Jazeera telah menimbulkan kemarahan banyak orang Mesir yang menentang kekuasaan Ikhwanul Muslimin, karena laporan yang disebutkan anti-pemerintah, dalam beberapa pekan terakhir.
Sementara itu, aljazeera.com memberitakan bahwa mereka yang dideportasi adalah koresponden Wayne Hay, kameraman Adil Bradlow, dan produser Russ Finn. Namun disebutkan bahwa tiga wartawannya masih di Mesir, yaitu Shihab Elddin Shaarawi, produser eksekutif Mubasher yang ditangkap pada Jumat. Sedangkan koresponden lainnya, Abdullah al-Shami juga ditahan, dan Mahamed Badr, kameraman untuk Mubasher Misr telah lebih sebulan ditahan.
Pihak Al Jazeera menyebutkan, penangkapan dilakukan di tengah kampanye melawan jaringan televisi tersebut, di mana kantornya di Mesir digerebek dan peralatan disita oleh aparat keamanan.
Kelompok pembela hak media, Reporters Without Borders, disebutkan mencela meningkatnya permusuhan terhadap jurnalis di Mesir. Pihak Al Jazeera juga mendesak pihak berwenang Mesir untuk melepaskan wartawan tanpa syarat dan mengembalikan peralatan mereka yang disita. (ahram.org.eg / aljazeera.com)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...