TII: Pemberitaan Media tentang Jokowi Lebih Banyak Positif
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pemberitaan media beberapa bulan belakangan menunjukkan harapan tinggi kepada pasangan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
"Secara umum nada pemberitaan selama tiga bulan jalannya pemerintahan Jokowi-JK, nada positif sedikit lebih banyak dibandingkan dengan yang negatif terhadap kinerja mereka," kata peneliti bidang politik The Indonesian Institute (TII) Arfianto Purbolaksono dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (6/2).
Arfianto menjelaskan bahwa pemberitaan positif surat kabar bernada positif terhadap presiden sebanyak 60 persen, sementara pemberitaan negatif sebanyak 40 persen.
Arfianto menjelaskan bahwa pada awal Jokowi terpilih sebagai Presiden, memunculkan harapan tinggi dari masyarakat. Arief menjelaskan adanya kontradiksi dalam 100 hari karena penurunan ekspektasi dari masyarakat disebabkan mulai banyaknya pemberitaan yang memojokkan Joko Widodo dan menteri-menterinya.
Dia menjelaskan kinerja pemerintahan paling banyak mendapatkan sorotan surat kabar adalah di bidang ekonomi dan hukum.
Untuk kedua bidang tersebut, menurut dia, terdapat isu-isu yang mendapatkan penilaian positif dan kritis dari surat kabar.
"Pada pemberitaan yang bernada positif selama tiga bulan jalannya pemerintahan Jokowi-JK ditujukan pada isu reformasi tata kelola migas yang dilakukan Kementerian ESDM," Arfianto menambahkan.
Arfianto menambahkan isu reformasi tata kelola migas mendapatkan nada positif sebesar 17 persen.
Selanjutnya, ujar dia, diikuti dengan upaya pembenahan dalam industri penerbangan nasional yang dilakukan Kementerian Perhubungan, setelah jatuhnya pesawat AirAsia.
"Isu mengenai industri penerbangan mendapatkan 13 persen nada positif," Arfianto menambahkan.
Menurut dia, pemberitaan mengenai respons pemerintah menghadapi gejolak nilai tukar rupiah, kegiatan Presiden Jokowi selama mengikuti pertemuan KTT APEC dan ASEAN, serta kebijakan penenggelaman kapal asing pencuri ikan juga mendapatkan nada yang positif.
Selain itu, katanya, berdasarkan media monitoring terhadap headline surat kabar nasional selama kurun waktu 100 hari pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK), sorotan surat kabar terbagi atas 12 isu yang menjadi headline.
"Isu tentang kenaikan harga BBM menjadi isu yang paling menjadi sorotan dengan 16 persen," Arfianto menambahkan.
Isu polemik pemilihan Kapolri, menurut Anto, menduduki urutan kedua dengan 14 persen dan isu reformasi tata kelola migas di urutan ketiga dengan 12 persen. (Ant).
Editor : Eben Ezer Siadari
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...