Tim Transisi Sepak Bola akan Berganti Personel
JAKARTA,SATUHARAPAN.COM – Tim Transisi yang dibentuk Kementerian Pemuda dan Olah Raga (Kemenpora) untuk membenahi sepak bola Indonesia akan segera mengakhiri masa jabatannya. Deputi Bidang Harmonisasi dan Kemitraan Kemenpora Gatot Dewa Brata mendapat pesan dari Menpora Imam Nahrawi bahwa susunan personel tim transisi yang baru agar dapat memetakan problematika sepak bola Indonesia dengan lebih konkrit.
“Kemungkinan saya akan masuk sebagai anggota tim transisi. Saya pribadi punya ancang-ancang kalau bisa masuk sebagai anggota akan ada banyak yang dibenahi seperti roadmap bola Indonesia,” kata Gatot Dewa Brata kepada para wartawan di Media Center Gedung Kementerian Pemuda dan Olah Raga, Jl. Gerbang Pemuda No.3, Senayan, Jakarta, hari Rabu (7/10).
Gatot menyebut bahwa selama ini kegunaan Tim Transisi adalah untuk membuat masyarakat paham tentang fakta sesungguhnya yang belum diketahui masyarakat penggemar sepak bola di Indonesia. “Kalau di lapangan ternyata banyak fakta yang menunjukkan masih banyak bolong di sepak bola Indonesia, maka harus segera ditambal,” kata dia.
Menurut situs resmi Kemenpora, Tim Transisi dibentuk salah satu tugasnya mengambilalih kewenangan PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia) yang telah dibekukan sejak 17 April.
Menpora mengumumkan pada awal Mei 2015 bahwa Tim Transisi beranggotakan 17 orang dengan masa kerja mulai dari 17 Mei 2015 sampai dengan 18 Oktober 2015. Saat masa kerja telah berakhir maka tim Transisi akan berganti personel.
Gatot menyebut bahwa Menpora Imam Nahrawi masih akan mendengarkan pilihan dari beberapa pihak tentang sosok yang tepat untuk anggota Tim Transisi sehingga tidak ada kesan tidak dikehendaki publik.
Gatot mewacanakan Tim Transisi yang sudah direshuffle nantinya akan melakukan uji publik tentang sepak bola Indonesia.
“Sekarang biarkan seluruh masyarakat mengkritisi dan jangan sampai itu menjadi barang yang konon kabarnya ada tetapi tidak pernah diketahui masyarakat,” dia menjelaskan.
Gatot menyebut Tim Transisi yang baru harus berani menjelaskan kepada masyarakat tentang berbagai kasus seperti pengaturan skor dan juga perkelahian di lapangan hijau.
“Masyarakat harus benar-benar tahu, (praktik kotor dalam sepak bola, red) semacam itu kini sudah dianggap biasa di sepak bola modern, dan tidak lagi dianggap tabu,” kata dia.
Gatot menginginkan Tim Transisi yang baru bisa menghilangkan budaya tersebut.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Kesamaan Persepsi Guru dan Orangtua dapat Cegah Kekerasan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Co-founder Sehat Jiwa Nur Ihsanti Amalia mengatakan, kesamaan persepsi an...