Tinju vs Kata-kata
SATUHARAPAN.COM – Sejenak saya terdiam… tiada kata. Haru dan bangga… pada taman Vatikan yang asri, tiga doa, dari tiga agama, dalam empat bahasa dilantunkan berurutan. Pertama dalam bahasa Ibrani sesuai dengan agama Yahudi. Kemudian doa Kristen diucapkan dalam bahasa Inggris, Italia, dan Arab. Berlanjut dengan doa Islam yang diucapkan dalam bahasa Arab.
Melihat peristiwa tersebut, saya teringat Taman Eden, ketika kedamaian paling hakiki tercipta, ketika manusia berdamai dengan Allah, dan manusia mengerti apa yang harus dilakukannya sebagai ciptaan tertinggi, ke mana segenap kekaguman dan kesetiaannya harus diarahkan.
Manusia dengan kehendak bebasnya tidak selalu taat kepada pencipta, mereka pun tidak selalu berpendapat sama dengan manusia lain. Saya teringat pada perbincangan demi perbincangan di meja makan bersama teman saya terkasih. Keyakinan kami berbeda sehingga kerap terjadi perbedaan pendapat. Pada banyak hal kami bersepakat, tetapi pada lebih banyak hal lain kami tidak mencapai titik temu. Masing-masing kami ingin pendapatnya dituruti dan dibenarkan pihak lain. Namun persahabatan kami yang indah terus terjalin, padahal diskusi sering memanas. Puji syukur nurani kami tetap menghargai hak pihak lain untuk berbeda pendapat, untuk mengikuti ke mana keyakinan hatinya membawanya, untuk melakukan segala sesuatu sesuai kepercayaannya.
Ada ungkapan yang sering saya dengar: Manusia yang tidak beradab menyampaikan ketidakmufakatannya dengan kepalan tinju, manusia beradab menyelesaikan perselisihannya dengan kata-kata. Puji syukur peradaban manusia telah setua bumi yang didiaminya, memang sudah waktunya terjadi kisah doa di Taman Vatikan tadi. Mungkin peristiwa itu pun masih jauh dari tujuan yang ingin dicapainya. Namun, sebuah langkah telah diambil. Dan itulah yang membuat kita melangkah maju.
Damai di bumi, damai di hati.
Editor: ymindrasmoro
Email: inspirasi@satuharapan.com
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...