Loading...
DUNIA
Penulis: Prasasta Widiadi 09:59 WIB | Minggu, 09 Agustus 2015

Tiongkok Berkomitmen Perdamaian Laut Cina Selatan

Ilustrasi: Aktivitas pembangunan pulau buatan di terumbu karang Mischief Reef di wilayah Kepulauan Spratly. (Foto: radioaustralia.net.au)

BEIJING, SATUHARAPAN.COM – Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Juru bicara Pernyataan Hua Chunying  menekankan bahwa Tiongkok selalu berkomitmen untuk bersama-sama menegakkan perdamaian dan stabilitas di Laut Cina Selatan dengan ASEAN.

"Kami telah mengambil catatan dari komunike," kata Hua seperti diberitakan sina.com, Sabtu (8/8)

"Adapun masalah yang disebutkan Menteri Luar Negeri Wang Yi sudah diuraikan dengan sikap Tiongkok saat menghadiri serangkaian pertemuan menteri luar negeri 'kerjasama Asia Timur,” kata Hua.

Pernyataan dari Kementerian Luar Negeri ini datang setelah komunike bersama yang dirilis pada hari Kamis, dua hari setelah kesimpulan dari pertemuan ke-48  menteri luar negeri  kawasan Asia Tenggara. Isu Laut Cina Selatan disebutkan dalam komunike tersebut.

Hua menekankan bahwa Tiongkok selalu berkomitmen untuk menyelesaikan sengketa Laut Cina Selatan melalui konsultasi dan negosiasi dengan negara-negara yang bersangkutan secara langsung, atas dasar fakta-fakta sejarah dan sesuai dengan hukum internasional.

"Tiongkok bersedia untuk bekerja dengan ASEAN untuk membangun konsensus, memperdalam kerjasama, mengelola perbedaan, dan membuat Laut Cina Selatan tempat mewujudkan perdamaian, persahabatan, dan kerja sama," kata Hua.

Tiongkok  dan negara-negara Asia Tenggara telah menyepakati pembentukan saluran komunikasi antar menteri luar negeri untuk menangani masalah darurat terkait Laut Cina Selatan yang disengketakan, kata seorang pejabat tinggi ASEAN, Jumat (31/7).

Tiongkok mengklaim sebagian besar laut yang berpotensi memiliki kekayaan energi itu, wilayah tempat kapal-kapal setiap tahunnya lewat membawa barang-barang perdagangan senilai 5 triliun dolar AS (Rp 67,4 biliun). Negara itu menolak klaim-klaim yang juga diajukan negara-negara lainnya, yaitu oleh Vietnam, Filipina, Brunei Darussalam, Malaysia dan Taiwan.

Di saat kawasan itu telah berpotensi menjadi titik panas terbesar di Asia, Amerika Serikat mendesak para negara pengklaim untuk menyelesaikan perbedaan pandangan melalui perundingan. AS mengatakan Armada Pasifiknya bertujuan untuk melindungi jalur-jalur laut yang penting bagi perdagangan AS.

Namun, Tiongkok menolak keterlibatan AS dalam sengketa itu dan justru belakangan ini melancarkan pendekatan yang kian tegas, termasuk dengan melakukan reklamasi daratan serta pembangunan di karang-karang yang disengketakan hingga menimbulkan ketegangan. (english.sina.com)

Ikuti berita kami di Facebook

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home