Tiongkok Incar Pil KB Pria Milik Unair
SURABAYA, SATUHARAPAN.COM - Ketua Senat Akademik Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Prof Dr Drs Fendy Suhariadi MT menegaskan Tiongkok dan Amerika mengincar pil KB pria milik Farmakognosi Unair Surabaya Prof Dr Bambang Prajogo EW MS Apt.
"Tiongkok dan Amerika menawar pil KB pria yang ditemukan peneliti Unair, bahkan Tiongkok sangat aktif, tapi kami (Unair) masih berharap pemerintah sendiri yang memproduksinya," kata Fendy Suhariadi di Kampus C Unair Surabaya, Minggu (9/11).
Saat membuka Sekolah Wakil Rakyat yang digagas Dewan Legislasi Mahasiswa (DLM) Unair dan dihadiri 130 mahasiswa dari belasan universitas, ia menjelaskan pihaknya sudah menawarkan pil KB pria itu kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2012. "Tapi, mungkin mendekati masa akhir pemerintah, tawaran kami agar pemerintah memproduksi sendiri pil KB pria itu tidak direspons," katanya, dalam acara yang dihadiri anggota DPR Pramono Anung itu.
Hingga kini, Unair masih bertahan agar pil KB pria bisa diproduksi Indonesia sendiri. "Kami sendiri merasa eman (sangat menyayangkan) kalau harus dijual kepada Tiongkok atau negara lain," katanya.
Karena itu, ia berharap kepada politisi senior PDIP Pramono Anung untuk menyampaikan langsung kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). "Saya mohon kepada Mas Pramono Anung untuk menyampaikan kepada Presiden Jokowi," dia berharap.
Ia menambahkan pil KB pria itu tidak mengandung efek samping sama sekali, karena dari bahan alami, bahkan sangat berguna bagi masyarakat terkait baby booming yang melanda Indonesia akibat program KB yang terabaikan.
"Dengan minum pil KB pria itu akan membuat kaum perempuan tidak akan hamil. Peneliti kami sudah melakukan penelitian dengan tingkat keberhasilan hingga hampir 100 persen," dia menjelaskan.
Secara terpisah, guru besar Ilmu Farmakognosi Unair Surabaya Prof Dr Bambang Prajogo EW MS Apt mengatakan pil KB pria dibuat dari tumbuhan gendarusa (Justicia gendarussa Burm.f).
"Sudah ada massalisasi penanaman gendarussa untuk industri itu, tapi teknisnya jangan sekarang," kata peneliti gendarussa sejak 1987 hingga 2011 itu.
Sementara itu, Rektor Unair Prof Fasich berhalangan hadir karena sedang memantau pengabdian masyarakat di Ngantang, Malang, yang berbentuk pemeriksaan ternak sapi, pelatihan pembuatan pupuk kompos, pembuatan kerajinan, dan pengasapan ikan. (Ant)
Editor : Sotyati
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...