Tiongkok Percaya Diri Jadi Tolok Ukur Perekonomian Dunia
DALIAN, SATUHARAPAN.COM - Ekonomi Tíongkok tetap menjadi tolok ukur pertumbuhan dunia karena semangat penduduknya untuk inovasi, kewirausahaan dan kerjasama internasional yang lebih kuat.
“Kepercayaan Tíongkok adalah cukup beralasan dan bukan optimisme buta," kata Perdana Menteri Li Keqiang dalam pidato di acara Forum Ekonomi Dunia di Dalian, Tiongkok yang dikenal sebagai Summer Davos, Kamis (10/9).
Pembangunan yang stabil dan berkelanjutan dari Tíongkok adalah suatu prestasi yang sulit dicapai, Tiongkok harus memberi manfaat bagi banyak orang dan berarti peluang bisnis bagi dunia.
Li menyebut Tíongkok menyumbang sekitar 30 persen pertumbuhan ekonomi dunia pada paruh pertama tahun ini. "Tíongkok adalah sumber pertumbuhan global,” dia menambahkan.
Meskipun saat ini ada terpaan angin krisis cukup besar, pemerintah bertekad untuk melakukan percepatan dalam pertumbuhan sektor industri yang berkelanjutan. Faktor lainnya yakni belanja konsumen dan inovasi daripada investasi dan ekspansi kredit.
Meskipun tingkat pertumbuhan ekonomi Tíongkok mencapai 7,3 persen pada tahun lalu, turun menjadi 7 persen pada semester pertama tahun ini, Tiongkok masih berhasil menjaga perekonomian dunia.
Li mengatakan bahwa kenaikan 7 persen bukan prestasi yang mudah dalam ekonomi dunia melambat. Angka ini termasuk yang tertinggi di negara ekonomi utama.
“Tíongkok masih memiliki banyak alat untuk digunakan dalam kebijakan penyesuaian makro-ekonomi yang inovatif dan akan terus menggelar langkah-langkah yang ditargetkan untuk melawan tekanan ke bawah," kata Li.
Li berpendapat bahwa perekonomian Tíongkok lebih berorientasi pada sektor konsumsi, yang menyumbang setengah dari output ekonomi Negeri Tirai Bambu.
Dari sektor pariwisata lebih dari 100 juta warga Tiongkok berwisata dan tingkat kunjungan wisata naik 10 persen dalam enam bulan pertama tahun 2015. Dan di mana pun orang Tiongkok pergi, mereka melakukan kegiatan berbelanja.
Nathan Blecharczyk, co-founder dan CTO dari Airbnb mengatakan perusahaan tersebut membuat terobosan baru dalam layanan pembelian perumahan yang tumbuh pesat di Tiongkok dengan harapan tertinggi untuk pertumbuhan di masa depan,
“Tahun lalu, jumlah wisatawan TIongkok menggunakan Airbnb tumbuh 700 persen, lebih cepat dari negara lain,” kata Nathan Blecharczyk.
Hampir 500 juta pengguna telepon pintar di Tiongkok, menggunakan ponsel mereka untuk melakukan segala sesuatu dari belanja untuk memanggil taksi dan memesan makanan cepat saji.
“Sekarang kita melihat yakni era transisi teknologi dari Tiongkok, dari lebih banyak produksi dan lebih banyak konsumsi rumah tangga,” kata Rich Lesser, CEO konsultan manajemen Boston Consulting Group. (xinhuanet.com)
Editor : Eben E. Siadari
Cara Telepon ChatGPT
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perusahaan teknologi OpenAI mengumumkan cara untuk menelepon ChatGPT hing...