Tiongkok Utara Waspada Kabut Asap
BEIJING, SATUHARAPAN.COM – Balai pengamatan cuaca Tiongkok mengeluarkan peringatan untuk kabut asap yang melanda ibu kota Tiongkok, Beijing dan daerah tetangga di bagian utara negara itu.
Pusat Meteorologi Nasional (NMC) Tiongkok menyebut dalam keterangan resmi bahwa Senin (5/10) beberapa kota di Tiongkok antara lain Beijing, Tianjin, Hebei, Liaoning dan Shandong diselimuti kabut asap.
Seorang juru bicara Pengendali dan Monitoring Lingkungan Beijing menyebut angin yang lemah dan udara yang lembab membuat polutan sulit diurai. Selain itu, hasil pemantauan satelit menunjukkan bahwa polusi massal disebabkan oleh pembakaran jerami intens di Dataran Tiongkok Utara.
Tiongkok memiliki empat kode warna yang menandakan perbedaan peringatan cuaca sistem peringatan cuaca, dengan warna merah mewakili cuaca yang paling parah, diikuti oleh oranye, kuning dan biru.
NMC memperingatkan orang-orang di daerah yang terkena untuk mengurangi kegiatan di luar ruangan.
Kabut asap bertepatan dengan libur panjang Hari Nasional, dan banyak wisatawan yang berlibur di Beijing.
Pemerintah kota Beijing mengeluarkan peringatan kuning untuk asap Senin (5/10) malam, peringatan pertama dari polusi udara yang serius di musim gugur tahun ini.
Kualitas udara di ibukota Tiongkok akan meningkatkan Rabu (7/10) malam.
Setelah sering mengalami serangan asap, masyarakat Tiongkok telah menjadi semakin sensitif terhadap bahaya kesehatan. Untuk mengatasi masalah masyarakat, pemerintah bertujuan untuk memotong kepadatan partikel yang tidak terdetksi oleh 10 persen di berbagai kota besar pada 2017.
Beberapa bulan lalu, Jia Li Fei, seorang anggota brigade inspeksi lingkungan di Xingtai, sebuah wilayah di selatan kota Beijing, di provinsi Hebei.
Jia Li Fei telah menghabiskan sembilan tahun terakhir dalam masa frustrasi sebagai anggota staf lingkungan di Xingtai, sebuah kota empat jam perjalanan dari Beijing.
“Xingtai, seperti banyak kota-kota lain di Provinsi Hebei, mendapat julukan sebagai kota asap, dan dalam beberapa tahun terakhir, kami hanya dapat melihat langit hanya sekitar setengah tahun,” kata Jia.
“Saya merasa malu sebagai pekerja lingkungan karena tangan saya diikat. Pemerintah juga di bawah tekanan besar dari publik dan investor," kata Jia.
Menurut Xinhua, Xingtai selama bertahun-tahun dikenal sebagai kota yang unggul dalam industri baja, semen dan pembuatan kaca, namun juga terkenal sebagai kota dengan pencemaran udara yang buruk. Dalam radius 25 kilometer, ada 133 perusahaan batu bara, yang menyelimuti kota polusi sepanjang tahun. (xinhuanet.com)
Ikuti berita kami di Facebook
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...