Tiongkok Yakinkan Jokowi Garap Proyek Kereta Cepat
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Menteri Komisi Pembangunan dan Reformasi Tiongkok, Xu Shaoshi, mengaku telah menyerahkan hasil studi kelayakan yang telah dilakukan konsorsium gabungan Indonesia-Tiongkok untuk proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
Xu juga mengaku percaya diri Pemerintah Republik Indonesia akan memilih Tiongkok dibanding negara lainnya, seperti Jepang yang telah lebih dahulu menyampaikan studi kelayakan kepada Jokowi.
Menurut dia, ada beberapa alasan yang membuat Republik Indonesia harus lebih memilih Tiongkok untuk menggarap proyek kereta cepat itu. "Kami menawarkan jalur lebih panjang, kecepatan lebih tinggi, kereta lebih panjang," ,” kata Xu dalam jumpa pers di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (10/8).
Dia menjelaskan panjang rute rel kereta api cepat tersebut akan mencapai 150 kilometer, dengan kecepatan mencapi 350 kilometer per jam. Ke depannya, Tiongkok berencana akan membangun delapan stasiun yang dimulai dari Stasiun Halim, kemudian Gambir, hingga Manggarai.
Xu mengungkapkan, kereta cepat ini akan padu dengan jaringan kereta api yang sudah dimiliki di Indonesia saat ini. Selain itu, Tiongkok juga siap membangun stasiun, rel, jembatan, hingga terowongan untuk memuluskan megaproyek ini.
"Kedua, kami juga memberikan financial plan yang lebih kompetitif. Proposal kami lebih baik dan kami bisa jamin proyek ini bisa rampung dalam tiga tahun yaitu groundbreaking akhir Agustus dan selesai pada tahun 2018," ucap dia.
Joint Venture
Lebih lanjut, kata Xu, hal lainnya yang ditawarkan Tiongkok adalah pembuatan joint venture antara Indonesia dan Tiongkok dalam menggarap proyek itu, dengan sahamnya akan dimiliki Indonesia sebesar 60 persen dan Tiongkok 40 persen.
Bahkan, Menteri Pembangunan dan Reformasi Tiongkok itu mengklaim pembangunan proyek kereta cepat ini akan mampu menyedot 10.000 tenaga kerja setiap tahunnya. Menurutu Xu, pihaknya sudah berpengalaman dalam membuat kereta cepat.
Dia pun semakin yakin Pemerintah Republik Indonesia akan memilih Tiongkok untuk menggarap proyek kereta cepat ini. Sebab, kata Xu, Tiongkok sudah membangun 3.600 jaringan kereta cepat yang telah mampu mengangkut 1,7 miliar penumpang. "Saya bisa yakinkan, bahwa Tiongkok adalah sahabat yang paling bisa dipercaya Indonesia," ujar Xu.
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...