Titik Panas Riau Berkurang Jadi 64
PEKANBARU, SATUHARAPAN.COM - Satelit Terra dan Aqua serta NOAA 18 milik Amerika Serikat yang dioperasikan Singapura mendeteksi penurunan jumlah titik panas (hotspot) di daratan Provinsi Riau, dari 250 pada Sabtu (21/6) pagi dan kini menjadi 64 titik.
"Sebanyak 64 titik panas itu tersebar di tujuh wilayah kabupaten/kota," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Said Saqlul Amri lewat pesan elektronik yang diterima, Minggu (22/6).
Untuk yang terbanyak titik panas masih berada di Kabupaten Rokan Hilir yakni 31 titik, dan di Bengkalis terekam kemunculan 10 "hotspot".
Selanjutnya titik panas juga terekam berada di Kota Dumai yakni sembilan titik dan di Kabupaten Rokan Hulu ada lima "hotspot".
Sementara di Kabupaten Kampar terdeteksi empat titik panas, Pelalawan tiga titik dan di Kabupaten Kepulauan Meranti hanya dua titik panas.
Satelit NOAA 18 sore hari ini mendeteksi keberadaan 88 titik panas di daratan Pulau Sumatera, dan di Riau ada 61 titik.
Untuk di Provinsi Riau, puluhan titik panas itu berada di sejumlah wilayah kabupaten/kota meliputi Kabupaten Rokan Hilir (31 titik), Bengkalis (7), Dumai (6), Rokan Hulu (5), Kampar (4), Kuantan Singingi (3), Siak (3), dan Pelalawan (1), Siak (1 titik).
Pada Sabtu pagi, satelit sempat merekam kemunculan 250 titik panas yang patut diduga sebagai peristiwa kebakaran hutan dan lahan penyebab polusi asap.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geifisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Pekanbaru memprakirakan, cuaca Riau diprakirakan cerah hingga berawan, hujan ringan dan bersifat lokal terjadi di khususnya pada Wilayah Riau bagian Timur.
Sementara visibilitas (jarak pandang) pukul 07.00 WIB untuk Pekanbaru masih normal yakni mencapai delapan kilometer.
Kabut asap kebakaran lahan dan hutan di Riau sejauh ini belum tampak mengganggu penerbangan dan aktivitas masyarakat. (Ant)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...