Tokoh Gereja Afrika akan Bawa Isu Papua ke AS
ACCRA, SATUHARAPAN.COM - Salah seorang tokoh gereja Afrika, Pdt Dr. Fred Deegbe, berjanji akan mengangkat isu pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di Papua dalam pertemuan raya gereja di Amerika Serikat dalam waktu dekat.
Deegbe, pendeta senior pada Calvary Baptist Church dan mantan ketua Dewan Kekristenan Ghana (Christian Council of Ghana, CCG), mengatakan hal itu dalam pertemuannya dengan Juru Bicara United Liberation Movement for West Papua (ULMWP), Benny Wenda.
Sebagaimana dilaporkan oleh ghanaweb.com, Benny Wenda mengunjungi Ghana dalam rangka menghadiri peringatan ulang tahun ke-59 kemerdekaan negara itu pada 6 Maret lalu.
Pendeta Deegbe bahkan mendoakan rakyat Papua dan Benny Wenda atas kedatangannya ke Ghana. "Tuhan menciptakan manusia dan Dia menginginkan manusia di mana pun untuk merdeka," kata dia.
Deegbe berjanji akan mengangkat isu Papua pada pertemuan gereja di AS.
Sementara itu, mengatasnamakan rakyat Papua, Benny Wenda pada kesempatan tersebut memohon pejabat pemerintah dan pemimpin Ghana untuk membantu ULMWP dalam upaya mereka untuk bergabung dengan PBB.
Benny Wenda yang pernah dinominasikan untuk menerima hadiah Nobel untuk bidang perdamaian, bertemu dengan sejumlah pemimpin Ghana, di antaranya dengan dua mantan presiden Ghana, yaitu John Agyekum Kufuor dan Jerry John Rawlings.
satuharapan.com mencoba mengubungi Benny Wenda melalui seluluar, tetapi belum ada respons.
Sementara itu, Sekjen ULMWP, Octovianus Mote, lewat pesan singkat mengatakan dirinya juga akan mengadakan diskusi di New York membicarakan masalah Papua. Salah satunya adalah mengenai laporan genosida di Papua oleh Gereja Katolik Keuskupan Brisbane dan satu topik lain.
Kufuor dalam pertemuan dengan Benny Wenda menyerukan dukungan terhadap pembebasan rakyat Papua.
"Sangat penting bahwa kemanusiaan harus menjadi pusat dari segala sesuatu. Sebagai seorang manusia, Anda memiliki hak kemanusiaan," kata Kufuor.
Kufuor juga meyakinkan Benny Wenda bahwa ia akan berhasil dan seluruh dunia mendukung dia.
"Indonesia bahkan tidak dapat menghentikan Anda," kata dia.
"Ghana pernah menjadi negara koloni selama 100 tahun, Apa yang Anda kerjakan sudah benar," lanjut Kufuor kepada Benny Wenda.
Menurut dia, meskipun jarak Ghana dan Papua jauh, pada dasarnya mereka adalah sama.
"Sangat jelas, Anda bukan orang Indonesia."
Rawlings juga telah menjanjikan dukungan bagi perjuangan ULMWP. Dia mengatakan "kami merasa terhormat untuk memperjuangkan rakyat Anda. Kita mengalami sejarah yang mirip."
"Tidak mengherankan bagi saya Anda mendapat dukungan dari Ghana di PBB pada tahun 1969 dan kami juga menerima pengungsi Papua pada tahun 1980," kata Kufuor.
"Afrika Barat telah mengalami perbudakan, perjuangan melawan kolonialisme dan merdeka."
Ia juga menyarankan agar Benny Wenda melobi semua anggota kongres, senator dan wakil rakyat berbagai negara dan organisasi dunia.
Di antarnya adalah melobi Uni Eropa, Uni Afrika dan organisasi lainnya.
"Terus lah ketuk dan ketuk lagi, jangan biarkan mereka tertidur," kata Kufuor.
Editor : Eben E. Siadari
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...