Tony Blair: Melawan ISIS Harus Dimulai dari Sekolah
LONDON, SATUHARAPAN.COM – Mantan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair, mengatakan gerakan global diperlukan untuk menghadapi akar ekstremisme agama dengan cara membuat sistem pendidikan di seluruh negara di dunia mengajarkan pentingnya menghormati agama lain.
Menurut dia, adalah ‘bodoh’ mengucurkan miliaran dolar untuk membiayai aksi militer melawan kaum ekstremis Islam jika perilaku intoleransi tidak disentuh.
Blair menganggap masalah ini merupakan kepentingan global yang mendesak. Ia menyarankan sekolah-sekolah di mana pun di dunia ini harus mengajarkan pendidikan menghormati agama lain.
“Ini harus menjadi sebuah kewajiban global bersama,” kata Blair, dalam sebuah artikel serial di BBC News Knowledge Economy Series, yang dilansir oleh BBC (16/10).
Blair mengatakan untuk melawan teror Islamic States of Iraq and Syria (ISIS), yang diperlukan adalah keseriusan memenangkan perang ide. Semua tindakan keamanan dan perang militer (terhadap teroris) tidak berarti apa-apa, kata Blair, apabila gagasan-gagasan intoleransi tidak diredam. Blair, yang saat ini bergiat lewat yayasan yang dibentuknya untuk mempromosikan pemahaman antaragama di berbagai belahan dunia, menegaskan sangat penting untuk memotong habis akar pemikiran ekstremisme, bukan hanya memberantas aksi-aksi teror mereka.
Forum atarpemimpin global seperti G20, menurut Blair, juga harus melakukan upaya serius dalam hal ini. Ia meminta agar G20 menyusun rencana untuk mencapai kesepakatan yang mewajibkan seluruh negara menjamin sistem pendidikan masing-masing mengajarkan penghormatan kepada agama lain. Kesepakatan itu, menurut dia, harus didukung oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa.
“Negara-negara muslim akan terus mengajarkan nilai-nilai Islami kepada anak-anak mereka. Tetapi, kita juga harus mengajarkan kepada masyarakat bahwa pemeluk agama yang berbeda harus diperlakukan dan dihormati dengan cara yang sama.”
Ia merasa bingung dan khawatir melihat perdebatan mengenai Islam radikal selama ini sering tidak dikaitkan dengan sistem pendidikan. Padahal, ia melanjutkan, sistem pendidikan sangat penting menghentikan berkembangnya inkubator radikalisme. Ini sudah mendesak demi mencegah penyebaran ide-ide tersebut di kalangan anak muda.
"Tantangan yang kita hadapi dewasa ini ialah menunjukkan kepada kaum muda yang rentan tergoda oleh terorisme, bahwa ada jalur yang lebih baik agar suara mereka didengar.”
Editor : Sotyati
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...