Toshiba PHK 6.800 Karyawan dan Stop Produksi TV di Indonesia
TOKYO, SATUHARAPAN.COM - Berita menjelang akhir tahun yang tak sedap berembus dari Jepang. Salah satu perusahaan elektronika terkemuka negara itu, Toshiba Corp, merencanakan memangkas 6.800 pekerjaan setelah memproyeksikan kerugian bersih 550 miliar yen atau 4,5 miliar dolar AS untuk tahun fiskal yang berakhir pada Maret 2016. Perusahaan itu juga akan menghentikan produksi televisi di Indonesia dan menjual pabrikny ke perusahaan elektronik Tiongkok.
Kantor berita AP melaporkan bahwa pihak Toshiba hari ini, Senin (21/12) mengatakan mereka akan memangkas pekerjaan di lini bisnis komputer pribadi, produk video dan barang-barang elektronik. PHK yang akan terjadi itu meliputi sekitar 3 persen dari keseluruhan karyawan Toshiba..
Toshiba, yang juga membuat pembangkit listrik tenaga nuklir, telah berulang kali meminta maaf setelah mengakui secara sistematis merekayasa pembukuan selama beberapa tahun untuk menggelembungkan laba hingga 152 miliar yen atau sekitar US$ 1,3 miliar.
Para pejabat mengatakan bahwa para manajer perusahaan itu menetapkan target pendapatan yang tidak realistis, di bawah slogan untuk menciptakan tantangan besar dan hasilnya yang dipalsukan oleh para bawahan.
Skandal di salah satu merek kelas atas Jepang itu menunjukkan bahwa Jepang masih berjuang untuk meningkatkan tata kelola perusahaan.
Toshiba mengatakan PHK di Jepang akan dilakukan antara lain dengan program pensiun dini, tapi sejumlah besar pekerjaan di luar negeri juga akan dipangkas. Langkah-langkahnya akan bervariasi di masing-masing negara. Namun, belum ada data terperinci.
Awal tahun ini, Toshiba mengatakan akan menjual fasilitas untuk membuat chip komputer yang berkaitan dengan sensor gambar untuk Sony Corp.
Toshiba juga bermasalah dan sedang dalam tahap mengakhiran kerjasama operasi dengan Hitachi dan perusahaan lain, serta dengan pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Dai-ichi, yang mengalami kebocoran akibat tsunami Maret 2011.
Toshiba mengatakan belum sepenuhnya menghitung dampak bencana nuklir dalam pembukuannya.
Laporan media Jepang mengatakan perkiraan kerugian untuk tahun fiskal Toshiba akan menjadi catatan untuk perusahaan itu karena jumlahnya melebihi kerugian besar selama krisis keuangan Lehman Brothers pada saat krisis keuangan tahun 2008.
The Financial Times melaporkan kelompok usaha ini menjual pabrik televisinya ke perusahaan elektronik asal Jepang, Skyworth. Mereka juga menghentikan penjualan televisi di seluruh pasar luar negeri. Toshiba kini dalam pembicaraan untuk menggabungkan bisnis laptopnya dengan Fujitsu.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...