"Tragedi Charlie Hebdo Tidak Sejalan Ajaran Islam"
RIYAD, SATUHARAPAN.COM - Tragedi yang menyebabkan 12 orang meninggal di kantor mingguan satir Prancis, Charlie Hebdo, pada Rabu tidak sesuai dengan agama Islam, kata Arab Saudi, sebuah negara yang dikenal sebagai rumah bagi tempat tersuci Islam.
"Kerajaan Arab Saudi mengikuti dengan kesedihan mendalam serangan teroris di majalah Charlie Hebdo," kata kantor berita negara Saudi Press Agency, mengutip sumber resmi, yang tidak disebutkan namanya.
Sumber tersebut mengutuk serangan pengecut teroris itu, yang tidak sesuai dengan Islam.
Jaksa Prancis menyatakan saksi mendengar kelompok bersenjata tersebut berteriak "kami telah membalaskan Nabi" dan "Allahu Akbar" (Allah Maha Besar), saat melakukan serangan.
"Charlie Hebdo" menerbitkan kartun bermasalah tentang Nabi Muhammad, yang perpindahannya dari Mekah ke Madinah pada 622 menandai awal zaman Muslim.
Prancis dan Arab Saudi menikmati hubungan bersahabat.
Sementara itu negara Islam lainnya, Qatar juga menyatakan kecaman atas serangan itu.
“Tindakan semacam ini yang menyerang warga sipil tidak bersenjata bertentangan dengan semua prinsip dan nilai moral dan kemanusiaan,” menurut pernyataan kementerian luar negeri Qatar.
Doha menyatakan belasungkawa kepada pemerintah Prancis dan keluarga para korban.
Pemerintah Turki juga melontarkan kecaman. “Kami, bangsa Turki, mengecam dengan kebencian segala bentuk terorisme. Kami menentang segala bentuk terorisme tidak peduli asal maupun motif tindakan tersebut,” ujar Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu kepada awak media di Ankara.
“Kita harus memberantas rasisme, xenofobia dan Islamofobia yang kian merajalela di Eropa dan mengancam semua nilai kita. Kita juga harus memerangi berbagai bentuk terorisme,” ujar Cavusoglu.
Cavusoglu juga mengatakan Islam merupakan “agama damai”, dan menambahkan, “Mengaitkan Islam dengan terorisme bukan tindakan yang benar.” (AFP/Ant)
Ibu Kota India Tercekik Akibat Tingkat Polusi Udara 50 Kali ...
NEW DELHI, SATUHARAPAN.COM-Pihak berwenang di ibu kota India menutup sekolah, menghentikan pembangun...