Tragedi Orlando, Trump Makin Yakin Muslim Tak Boleh Masuk AS
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Kandidat Calon Presiden AS dari Partai Republik, Donald Trump, mengatakan tragedi Orlando yang menyebabkan 50 orang kehilangan nyawa semakin membenarkan gagasan yang pernah ia sampaikan untuk melarang imigrasi Muslim ke Amerika Serikat.
Lewat sebuah pernyataan yang dilansir pada hari Minggu (12/6), Donald Trump memulai komentarnya dengan mengatakan bahwa Tragedi Orlando adalah "serangan teroris terburuk di tanah AS sejak peristiwa 11 September." Ia mengucapkan simpati dan dukungan terdalam kepada korban dan keluarga mereka.
Ia kemudian menyerukan pengunduran diri Presiden Obama serta menyindir agar Hillary Clinton keluar dari pertarungan pilpres, karena penolakan mereka atas frasa "Islam radikal" ia pandang sebagai sesuatu yang memalukan.
"Dalam pernyataannya hari ini, Presiden Obama dengan memalukan menolak untuk bahkan mengucapkan kata-kata 'Islam radikal.' Untuk alasan itu saja, ia harus mundur," kata Trump sebagaimana dikutip dari cbsnews.com.
"Jika Hillary Clinton, setelah serangan ini, masih tidak bisa mengatakan dua kata 'Islam radikal,' dia harus keluar dari pertarungan merebut kursi kepresidenan."
Trump mengatakan kejadian seperti Tragedi Orlando masih akan terjadi, memperjelas postingannya di media sosial sebelumnya yang mengatakan ia menerima ucapan "selamat" karena ramalannya "menjadi kenyataan" perihal ekstremisme Islam.
"Karena para pemimpin kita lemah, saya mengatakan ini akan terjadi - dan itu hanya akan bertambah buruk," kata dia.
"Saya mencoba untuk menyelamatkan nyawa dan mencegah serangan teroris berikutnya. Kita tidak lagi layak untuk sekadar benar secara politis."
Ia juga menggunakan situasi ini sebagai alasan untuk mengulangi posisinya tentang masuknya pengungsi dari Timur Tengah ke AS. "Kita mengakui lebih dari 100.000 migran dari Timur Tengah setiap tahun," katanya.
"Sejak 9/11, ratusan migran dan anak-anak mereka telah terlibat dalam terorisme di Amerika Serikat."
Dalam tweet berikutnya, Trump menegaskan dukungannya untuk larangan imigrasi Muslim yang ia usulkan musim dingin lalu, isu yang menyebabkan banyak pemimpin partai Republik memintanya mengundurkan diri.
"Apa yang terjadi di Orlando hanya awal. kepemimpinan kita lemah dan tidak efektif. Saya menyerukan dan meminta larangan (Muslim masuk ke AS). Harus tegas," tweet Trump lewat akunnya @realDonaldTrump.
Pernyataan Donald Trump tersebut telah mendatangkan kecaman. Menurut Time, selain dari sejumlah tokoh Demokrat seperti musisi John Legend, venture capitalist Chris Sacca, dan actor George, kecaman juga datang dari tokoh Republik seperti Meghan McCain dan ahli strategi Partai Republik, Anna Navarro.
"@realDonaldTrump, Anda menyelamati diri Anda sendiri karena 50 orang meninggal pagi ini dalam sebuah tragedi mengerikan?," kicau Meghan McCain lewat akun @MeghanMcCain.
Ana Navarro menyindir sebagai berikut: "20 orang meninggal. 42 orang terluka. Tetapi yang terutama adalah semua tentang Saya. Saya. Saya.Ugh."
Editor : Eben E. Siadari
DJP: Semua Buku Bebas PPN, Kecuali Melanggar Hukum
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyataka...