Trump Gagal Loloskan RUU Layanan Kesehatan yang Baru
AMERIKA SERIKAT, SATUHARAPAN.COM – Presiden Amerika Donald Trump, merasakan pukulan besar ketika jumlah anggota DPR yang dikuasai faksi Republik, tidak cukup untuk memenuhi syarat pembahasan RUU layanan kesehatan yang baru.
Kurang dari satu jam sebelum pemungutan suara dilakukan, Ketua DPR Paul Ryan membatalkan upaya untuk mencabut dan mengganti the Affordable Care Act atau yang selama ini dikenal sebagai Obamacare ,yang merupakan salah satu janji utama Trump dalam kampanye pemilu. Hasil yang dramatis itu mengisyaratkan apa yang akan dihadapi Trump dan agenda legislatifnya pada masa depan.
Yang dipertaruhkan sangat besar. Presiden Trump telah berupaya mendapatkan sebanyak mungkin suara untuk meloloskan upaya penting pertama kepresidenannya itu, tetapi bahkan tidak semua legislator Partai Republik mendukungnya.
“Kami hampir berhasil meloloskannya. Tetapi ketika tidak mendapat satu suara pun dari pihak lain dalam hal ini faksi Demokrat ini sangat sulit,’’ kata Presiden Trump, seperti yang dilansir situs voaindonesia.com.
Meskipun Trump menyalahkan pihak lain, sebenarnya perpecahan di dalam partainya sendiri yang telah menyebabkan kekalahannya. Kaukus Kebebasan yang konservatif menolak perundingan pada saat-saat terakhir yang dilakukan bersama Wakil Presiden Mike Pence di Capitol Hill.
Dan ketika semakin banyak anggota faksi Republik yang menyampaikan ketidakpastian yang dihadapi lewat media sosial, Ketua DPR Paul Ryan menemui Presiden Trump untuk menyampaikan kabar buruk itu secara langsung.
Trump dan Ryan, yang bekerjasama erat untuk memenuhi janji kampanye mereka guna mencabut dan menggantikan Affordable Care Act atau yang dikenal sebagai Obamacare dan mengatakan kekalahan itu tidak mengubah hubungan mereka.
“Saya suka Paul Ryan. Ia telah bekerja sangat keras. Ia menghadapi banyak kelompok berbeda, banyak faksi berbeda,” kata Presiden Trump.
Tetapi menurut pengamat di Universitas Maryland Donald Kettl, ini merupakan kekalahan yang sangat pribadi bagi presiden baru itu.
“Ia telah mengatakan, bahwa ia sendiri yang akan membuktikan bahwa dirinya adalah seorang pembuat keputusan terbaik. Dan pada perundingan pertama, ia tidak bisa membuktikannya,” kata Donald Kettl.
Ketua DPR Paul Ryan, berupaya meminimalisasi masalah yang dihadapi presiden.
‘’Presiden telah melakukan seluruh daya upaya. Ia melakukan apapun yang bisa dilakukannya untuk membantu orang melihat kesempatan dalam RUU ini,” kata Paul Ryan.
Tetapi Ryan juga harus menggalang dukungan dari partainya sendiri. Anggota Kongres Mike Coffman mengatakan.
‘’Ini kegagalan dan hal ini menyentuh setiap orang, pertanyaannya adalah bagaimana memulihkan hal ini,” kata Anggota Kongres, Mike Coffman.
Meskipun demikian, anggota-anggota Kongres dari faksi Republik yang meninggalkan pertemuan itu mencoba optimis dengan langkah Trump berikutnya.
“Saya pikir, ia akan terlibat lebih awal ketika kami memulai salah satu gagasan utama yang mirip dengan agendanya itu, dan ia akan mulai mengalokasikan lebih banyak waktu,” kata Mike Coffman.
Faksi Republik juga mengakui kenyataan pahit bahwa mereka masih harus bekerja keras pada masa depan. Anggota Kongres dari faksi Republik Lee Zeldin mengatakan bahwa begitu banyak yang harus diselesaikan.
Ini menjadi peringatan pertama dari begitu banyak agenda yang akan diwujudkan Presiden Trump.
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...