Trump: Palestina Tidak Hormati AS
DAVOS, SATUHARAPAN.COM - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, hari Kamis (25/1), menuduh Palestina tidak menghormati AS, karena menolak menemui Wakil Presiden Mike Pence ketika berkunjung ke Timur Tengah baru-baru ini.
Niat Mike Pence untuk bertemu dengan para pemimpin Palestina ditolak oleh Presiden Palestina Mahmoud Abbas sebagai tanggapan atas keputusan Trump bulan Desember untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
“Mereka tidak menghormati kita beberapa pekan lalu dengan tidak mengijinkan wakil presiden untuk duduk bersama mereka,” kata Trump setelah pertemuan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam Forum Ekonomi Dunia di resor Davos di pegunungan Swiss.
Selain mengakui Yerusalem, Trump juga mengatakan AS akan membuka sebuah kedutaan kecil di bagian Kota Tua tahun depan.
Setelah bertemu dengan Perdana Menteri Inggris Theresa May, Trump juga berupaya meyakinkan dunia bahwa mereka memiliki hubungan yang baik.
“Kami sepaham,” kata Trump dalam upaya menepis persepsi bahwa hubungan antara kedua pemimpin itu sedang tegang.
Trump tiba di Forum Ekonomi Dunia, hari Kamis, presiden AS yang menjabat pertama yang menghadiri pertemuan itu sejak Bill Clinton tahun 2000.
Para pengamat mengatakan banyak delegasi mengantisipasi perbedaan sikap terkait visi bagi ekonomi global.
Trump diperkirakan akan mengusung agenda “Amerika First,” yang telah mendorong AS menerapkan tarif atas sebagian impor dan mendesak restrukturisasi perjanjian perdagangan global.
Negara berpengaruh lainnya, termasuk Eropa, China, dan Jepang, mendesak komitmen baru bagi perdagangan bebas global. Para penyelenggara berharap pertemuan puncak itu akan membantu merekonsiliasi pandangan-pandangan yang saling berlawanan.
“Kami sangat yakin pada dialog dan kehadiran presiden AS juga membuka diskusi mengenai globalisasi yang lebih adil,” kata Borge Brende, presiden Forum Ekonomi Dunia.
Namun, sikap Trump terhadap globalisasi dan perdagangan bebas menimbulkan ketegangan menjelang pidatonya yang akan menutup KTT hari Jumat (26/1).
Trump hari Selasa (23/1) menandatangani surat perintah eksekutif untuk menerapkan tarif impor tinggi terhadap mesin cuci dan panel surya, menekankan sikapnya yang menilai sistem perdagangan sekarang ini merugikan AS.
“Langkah-langkah eksekutif ini menegakkan prinsip perdagangan yang adil dan menunjukkan kepada dunia bahwa AS tidak akan dirugikan lagi,” kata Trump kepada para wartawan di Gedung Putih. (VOA)
Editor : Melki Pangaribuan
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...