Trump Puji Putin Tak Balas Sanksi AS
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM - Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump memuji presiden Rusia Vladimir Putin karena tidak membalas sanksi yang diberlakukan oleh Presiden Barack Obama, hari Kamis (29/12).
Sanksi ini diberlakukan karena campur tangan badan intelijen Rusia ke dalam pemilihan presiden pada November.
“Tindak bagus untuk menunda. Saya tahu Putin sangat pandai,” demikian cuitan Trump, hari Jumat (30/12).
Trump harus berhati-hati kalau berbaik-baik dengan Putin, kata peneliti senior di Atlantic Council, Ariel Cohen.
“Ini juga semacam sinyal kepada Tump, Putin mengatakan, 'Hi Donald, saya ada di sini untuk membina hubungan baik dengan Anda. Datanglah dan marilah kita lakukan sesuatu yang baru dan berbeda.' Berapa lama ini akan berlangsung? Pakar mengacu kepada George W Bush dan Obama yang berusaha membina hubungan baik dengan Putin dan gagal,” demikian kata Cohen kepada VOA.
Sebelumnya, Presiden Rusia, Vladimir Putin, meskipun mengecam sanksi oleh Amerika Serikat terhadap Rusia, dia tidak akan membalas dengan mengusir diplomat AS. Sikapnya berbeda dengan yang disarankan oleh Menteri Luar Negeri, Sergei Lavrov sebelumnya.
Putin, dalam sebuah pernyataan di situs web Kremlin pada hari Jumat (30/12), menyebutkan sanksi itu sebagai "provokasi yang bertujuan untuk lebih merusak hubungan Rusia-Amerika." Namun dia mengatakan Rusia tidak akan mengusir diplomat Amerika sebagai pembalasan.
‘’Kami tidak akan membuat masalah bagi diplomat Amerika. Kami tidak akan mengusir siapa pun," kata Putin dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh Kremlin.
Amerika Serikat telah mengusir 35 diplomat Rusia dan menutup dua komplek Rusia di New York dan Maryland dalam menanggapi kampanye pelecehan terhadap diplomat Amerika di Moskow, kata seorang pejabat senior AS, hari Kamis (29/12).
Langkah terhadap diplomat dari kedutaan Rusia di Washington dan konsulat di San Francisco merupakan bagian dari serangkaian tindakan yang diumumkan hari Kamis untuk menghukum Rusia atas intimidasi terhadap diplomat Amerika di Moskow dan gangguan pada pemilihan presiden AS.
Pemerintahan Obama juga mengumumkan serangkaian tindakan balasan terhadap Rusia atas serangan hacker pada lembaga politik dan individu AS dan membocorkan informasi untuk membantu terpilihnya Donald Trump sebagai presiden.
Trump, yang akan dilantik pada 20 Januari, menyerukan hubungan yang lebih baik dengan Rusia. Namun tidak jelas apakah dia akan segera membatalkan kebijakan yang diumumkan Obama hari Kamis.
Para diplomat Rusia diberi waktu 72 jam untuk meninggalkan AS, dan akses ke dua komplek yang digunakan para pejabat intelijen Rusia akan ditutup untuk semua pejabat Rusia mulai tengah hari pada hari Jumat, tambah pejabat senior AS.
Editor : Eben E. Siadari
Banjarmasin Gelar Festival Budaya Minangkabau
BANJARMASIN, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan memberikan dukungan p...