Trump Setuju Sanksi untuk Turki
ANKARA, SATUHARAPAN.COM – Turki meluncurkan operasi militer di Suriah utara terhadap kelompok pemberontak PKK / YPG dan Daesh (ISIS), hari Rabu (9/10). Turki mengklaim bahwa serangan itu bertujuan membersihkan daerah perbatasan Turki dan Suriah dari teroris dan menciptakan zona keamanan untuk mengakomodasi para pengungsi Suriah.
Menanggapi serangan itu, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengatakan bahwa dia menyetujui menjatuhkan sanksi bagi Turki, setelah negara itu memulai serangan militer di Suriah utara. “Tetapi saya benar-benar memikir yang lebih keras daripada sanksi", katanya merujuk pada konsekuensi yang mungkin terjadi bagi Turki, seperti dikutip media Rusia, sputniknews.
Kepada wartawan, Trump juga mengungkapkan bahwa Washington telah memindahkan beberapa anggota teroris Daesh (sebutan lain untuk Negara Islam atau ISIS) dari penjara di Suriah utara di tengah serangan Turki.
"Kami mengeluarkan beberapa pejuang ISIS (Daesh) yang paling berbahaya. Kami telah mengeluarkan mereka", kata Trump. "Kami menempatkan mereka di lokasi yang berbeda di mana itu aman".
Trump juga menyebutkan sebagai kesalahan tentang keterlibatan Amerika Serikat di Timur Tengah. "Kesalahan terburuk yang pernah dibuat Amerika Serikat menurut saya adalah pergi ke Timur Tengah... Kami mengawasi daerah (itu), kami melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan negara lain. Kami melakukan pekerjaan dengan jujur ââbahwa Eropa harus melakukan. Kami melakukan pekerjaan yang harus dilakukan Rusia, bahwa Iran harus melakukan, bahwa Irak, Turki, Suriah yang harus melakukan," kata Trump.
Operasi Militer
Menyusul serangan udara dan artileri terhadap posisi militer milisi Kurdi, pasukan Turki meluncurkan tahap operasi lain yang disebut 'Operasi Musim Semi Perdamaian' dengan pasukan darat maju ke wilayah utara Suriah yang telah bertahun-tahun dilanda perang.
Diperkirakan ada 40 komandan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) pimpinan Kurdi telah terbunuh atau terluka akibat serangan Angkatan Udara Turki di daerah perbatasan di timur laut Suriah pada hari Rabu, kata seorang saksi mata yang dikutip sputniknews.
Sebelumnya, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengumumkan dimulainya 'Operasi Musim Semi Perdamaian' di Suriah utara terhadap kelompok-kelompok Kurdi dan teroris Daesh. Erdogan mengatakan tujuan operasi adalah untuk menetralisir ancaman teror terhadap Turki dan membangun zona aman di daerah tersebut.
SDF yang dipimpin Kurdi dilaporkan saat ini menahan setidaknya 12.000 tersangka dari kelompok Daesh yang tersebar di tujuh fasilitas penjara di Suriah utara dekat perbatasan Turki, menurut laporan BBC. Diperkirakan 4.000 di antara mereka yang ditahan adalah warga negara asing.
Turki memandang pasukan Kurdi di Suriah sebagai perpanjangan dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yang dianggap oleh Ankara sebagai organisasi teroris. Unit Perlindungan Rakyat (YPG) yang dibentuk untuk melindungi daerah itu adalah sayap bersenjata dari PKK.
Editor : Sabar Subekti
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...