Trump Tetapkan Lagi Houthi Yaman sebagai Organisasi Teroris
WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM-Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menetapkan Houthi Yaman sebagai Organisasi Teroris Asing (FTO), Gedung Putih mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu (22/1), menandai kedua kalinya setelah pemerintahan Biden membatalkan keputusan yang dibuat dalam masa jabatan pertama Trump.
Houthi mulai menyerang kapal militer dan komersial AS di Laut Merah, serta kapal yang mereka klaim terkait dengan Israel, setelah serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober di Israel.
Tanggapan militer Israel terhadap serangan itu menghancurkan sebagian besar Gaza. Houthi yang didukung Iran mengatakan tindakan mereka merupakan bentuk solidaritas dengan warga Palestina di Gaza.
Sebuah rekomendasi untuk menetapkan kembali Houthi sebagai FTO telah sampai di meja mantan Presiden Joe Biden selama bulan terakhir masa jabatannya. Namun, Biden memilih untuk menyerahkan keputusan tersebut kepada pemerintahan yang akan datang.
Washington Free Beacon, yang pertama kali melaporkan keputusan untuk memasukkan kembali Houthi sebagai FTO, mengatakan perintah yang akan ditandatangani oleh Trump akan mengutuk Iran karena mendukung Houthi. Laporan itu juga mengutip perintah tersebut sebagai penetapan kebijakan AS untuk "menghilangkan kemampuan dan operasi Houthi."
Dalam salah satu tindakan kebijakan luar negeri pertamanya, Biden mencabut sebutan teroris yang diterapkan pada Houthi pada hari-hari terakhir pemerintahan Trump, sementara juga menargetkan sekutu tradisional Teluk AS.
Tahun lalu, Biden memerintahkan Houthi untuk dimasukkan kembali ke dalam daftar Teroris Global yang Ditunjuk Secara Khusus (SDGT) tetapi menahan diri untuk tidak menunjuk mereka kembali sebagai FTO.
Pemerintahan Biden berpendapat bahwa sebutan tersebut dapat menghambat pengiriman bantuan kemanusiaan ke Yaman, yang sedang mengalami salah satu krisis kemanusiaan paling parah di dunia.
Menanggapi ancaman Houthi, AS membentuk koalisi maritim pada Januari lalu yang bertujuan untuk menghalangi kelompok tersebut dan menjaga jalur pelayaran internasional di wilayah tersebut.
Dalam beberapa hari terakhir, Houthi mengindikasikan bahwa mereka akan menghentikan serangan mereka terhadap Israel sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata Gaza.
Serangan Houthi telah merugikan AS hingga miliaran dolar, terutama untuk pengerahan kelompok penyerang kapal induk dan pengeluaran rudal serta amunisi lainnya untuk mempertahankan diri dari serangan ini.
Diperkirakan bahwa mengoperasikan kelompok penyerang kapal induk menghabiskan biaya kurang dari US$9 juta setiap hari.
AS telah menempatkan setidaknya satu kelompok penyerang kapal induk di wilayah tersebut. Sebuah studi yang diterbitkan oleh Universitas Brown pada bulan September 2024 memperkirakan total biaya operasi ini melebihi US$4,86 miliar. (dengan Al Arabiya)
Editor : Sabar Subekti
Buntut Keluarnya AS, WHO Pangkas Biaya, Atur Ulang Prioritas...
JENEWA, SATUHARAPAN.COM-Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan memangkas biaya dan meninjau program k...