Tujuh Cara Mencegah Alzheimer

WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM – Risiko penyakit alzheimer kemungkinan bisa dikurangi 70-80%. Enam belas peneliti dari Physicians Committee for Responsible Medicine (PCRM-Komite Dokter Pengobatan Bertanggung Jawab) mempresentasikan tujuh kebiasaan yang membantu mengurangi berbagai gangguan neurologis. Gangguan yang bisa mencuri pikiran kita, bukan hanya alzheimer. Hal ini dikatakan dokter Neal Barnard, ketua PCRM, organisasi nonprofit sponsorKonferensi Internasional Nutrisi dan Otak di Washington DC.
Kurangi Asupan Lemak Trans dan Lemak Jenuh
Lemak jahat ini cenderung meningkatkan kadar kolesterol darah. Itu berisiko mendorong produksi plak beta-amyloid di otak, yang merupakan ciri dari penyakit alzheimer. Dalam Penelitian Kesehatan dan Penuaan Chicago, orang yang mengonsumsi lemak jenuh memiliki tiga kali lipat risiko mengembangkan penyakit alzheimer.
Sayuran, Kacang-kacangan, dan Buah-buahan Harus Ada dalam Menu Makan Utama
Makanan ini kaya akan vitamin dan mineral yang dapat melindungi otak seperti vitamin B6 dan folat. Penelitian Kesehatan dan Penuaan Chicago menemukan bahwa asupan tinggi buah dan sayuran terkait dengan berkurangnya risiko penurunan kognitif. Makanan nabati juga mengurangi risiko obesitas dan diabetes tipe 2, yang keduanya dapat memicu penyakit alzheimer.
Konsumsi Sekitar 5 mg Vitamin E Per Hari
Konsumsi vitamin E yang merupakan antioksidan terkait dengan pengurangan risiko penyakit alzheimer. Vitemin E mudah dikonsumsi karena terkandung dalam segenggam biji-bijian, atau mangga, pepaya, alpukat, tomat, paprika merah, bayam. Juga, roti dan sereal. Dokter Barnard menambahkan, mengonsumsi suplemen vitamin E belum tentu memberikan manfaat yang sama dengan makan makanan tersebut.
Makan Suplemen Vitamin B12
Asupan vitamin B yang cukup (sekitar 2,4 mg/hari), ditemukan dalam produk hewani dan makanan yang difortifikasi (suatu proses menambahkan zat gizi tertentu dalam makanan), membantu mengurangi kadar homosistein yaitu suatu asam amino yang terkait dengan kerusakan kognitif.
Dalam sebuah penelitian Oxford University pada orang tua dengan kadar homosistein tinggi dan masalah memori, suplemen vitamin B dapat meningkatkan memori dan mengurangi atrofi otak (penyusutan otak). Jika usia sudah lebih dari 50 tahun atau orang yang sedang menjalani diet nabati, sangat penting mengkonsumsi suplemen tambahan ini.
Hindari Zat Besi dan Tembaga Kecuali Dianjurkan Dokter
Kebanyakan orang mendapatkan asupan yang cukup dari logam ini melalui makanan mereka. Dan, konsumsi berlebihan zat ini terkait dengan masalah kognitif.
Hindari Memasak dengan Panci dan Wajan Aluminium
Gunakanlah peralatan masak berbahan stainless steel. Sementara kaitan aluminium terhadap fungsi otak masih dalam penyelidikan, data awal menunjukkan bahwa zat ini mungkin berkontribusi terhadap masalah kognitif.
Olahraga Tiga Kali Seminggu Setidaknya 40 Menit
Penelitian menunjukkan bahwa olahraga aerobik ataupun berjalan cepat secara teratur dapat mengurangi risiko pikun sebesar 40-50%.
Dengan menjalani semua kebiasaan di atas kita mungkin bisa mempertahankan kemampuan otak untuk jangka panjang. (abcnews.go.com)
Editor : Bayu Probo

Tentara Ukraina Menolak Desakan Perdamaian Trump-Rusia
KIEV, SATUHARAPAN.COM-Pembicaraan perdamaian pekan ini antara Rusia dan Amerika Serikat yang bertuju...