Turis Kuliner Dorong Pariwisata di AS
MILAN, SATUHARAPAN.COM - Turis kuliner mendorong pertumbuhan pariwisata internasional ke Amerika Serikat, yang mengubah citranya dari pusat makanan cepat saji menjadi tujuan dengan kuliner khas di berbagai penjuru wilayahnya.
Kunjungan turis asing ke AS, meningkat tujuh persen tahun 2014, menjadi lebih dari 75 juta pengunjung, menyumbangkan $ 221 juta (Rp 297 miliar) bagi perekonomian, menurut Christopher L Thompson, presiden dan CEO dari Brand USA, organisasi pemasaran swasta yang didirikan lima tahun lalu untuk mempromosikan AS sebagai tujuan wisata.
Ini hampir memenuhi target pemerintahan Obama, untuk meningkatkan jumlah turis dari 55 juta tahun 2012, menjadi 100 juta turis pada 2021.
Kenaikan ini, bersamaan dengan inisiatif kuliner yang diluncurkan Brand USA, untuk menjadikan kuliner sebagai daya tarik utama AS, termasuk penciptaan panduan bagi tujuan-tujuan kuliner utama, menghadirkan cuplikan-cuplikan dari juru masak ternama, untuk portal web Discover America, dan mensponsori Food Truck Nation di Expo 2015 di Milan, yang diperkirakan akan menarik setidaknya 20 juta pengunjung.
Pada tahun kedua fokus kuliner ini, kuliner melambung menjadi salah satu dari lima alasan utama turis memilih mengunjungi Amerika Serikat sebagai tujuan mereka, menurut Thompson.
"Kami mengenali kuliner sebagai salah satu pendorong utama pariwisata, dengan segala keanekaragaman yang ditawarkan Amerika Serikat," kataThompson kepada kantor berita AP. "Ini menjadi salah satu alasan orang berdatangan ke AS."
Dainele Catania, yang mengelola biro travel Alidays bagi warga Italia untuk mengunjungi Amerika, mengatakan ia mulai menyusun pedoman perjalanan wisata kuliner bagi para kliennya.
"Makanan adalah seperti bahasa. Anda dapat mempelajari banyak sejarah melalui makanan," kata Catania.
Thompson mengatakan, tujuan Brand USA adalah untuk menarik pengunjung tidak hanya ke kota-kota yang terkenal dengan kulinernya, tapi juga ke kota-kota kecil dan daerah pedesaan yang juga memiliki makanan kebanggaan.
"Cita rasa tidak mengenal batas," kata Dorothy Cann Hamilton, pendiri dan CEO International Culinary Center dan direktur paviliun Friends of the USA pada Expo 2015 di Milan.
Ia mengatakan masa di mana makanan Amerika identik dengan hamburger sudah berlalu. Kuliner Amerika, menurutnya, berkembang secara regional dengan pengaruh budaya imigran yang kuat. (voaindonesia.com)
Editor : Sotyati
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...