Turki Berencana Gelar Referendum ala Inggris
Referendum Inggris Dibuka
ISTANBUL, SATUHARAPAN.COM - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan negaranya kemungkinan akan menggelar referendum untuk memutuskan apakah Turki akan melanjutkan proses perundingan untuk menjadi anggota Uni Eropa (UE).
Erdogan geram atas perlakuan UE terhadap Ankara, mengatakan Turki berencana menggelar referendum seperti di Inggris. Rakyat di negeri Ratu Elizabeth tersebut akan memberikan suara mereka dalam referendum hari ini untuk menentukan apakah Inggris akan tetap menjadi anggota UE atau keluar.
“Kita bisa berdiri sendiri dan meminta rakyat melakukan seperti yang dilakukan Inggris,” ujar Erdogan dalam pidato pada Rabu malam setelah berbuka puasa, seperti dilansir kantor berita Anadolu, hari Kamis (23/6).
“Kita akan bertanya kepada rakyat ‘Apakah kita perlu melanjutkan perundingan dengan Uni Eropa atau lebih baik mengakhirinya ’ jika rakyat berkata ‘lanjutkan’, maka kita akan melanjutkan,” ujar Erdogan.
Erdogan menuding UE tidak ingin menjadikan Turki sebagai anggota karena mayoritas penduduk negara tersebut beragama Islam.
Ia mengatakan UE berjanji akan mengangkat Turki menjadi anggota pada 1963, namun 53 tahun berselang janji tersebut tidak kunjung menjadi kenyataan.
Pada 1963, Ankara dan Brussel untuk pertama kalinya menandatangani kesepakatan kerja sama yang menyatakan Turki berniat menjadi anggota UE.
Setelah mendaftar pada 1987, Turki mulai melakukan perundingan pada 2005, namun upaya Ankara untuk menjadi anggota terganjal berbagai masalah.
Referendum Inggris Dibuka
Sementara referendum keanggotaan Inggris di UE hari ini Kamis (23/6) telah dibuka pukul 07.00 waktu setempat dan akan ditutup pukul 22.00. Diperkirakan 46.499.537 orang berhak mengambil bagian dalam pemungutan suara tersebut dan menjadi rekor terbanyak untuk partisipasi warga dalam pemilu di Inggris.
“Jumlah sementara pemilih Inggris dan Gibraltar mengindikasikan rekor baru di Inggris dengan 46.499.537,” kata Komisi Pemilihan Umum dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa (21/6).
Rekor sebelumnya yaitu pada pemilihan umum tahun lalu, ketika jumlahnya mencapai 46.354.197 pemilih.
Kertas suara referendum mencantumkan sebuah pertanyaan: "Haruskah Inggris tetap menjadi anggota Uni Eropa atau meninggalkan Uni Eropa"
Jajak pendapat sebelumnya menunjukkan perbedaan pandangan antargenerasi, dengan pemilih lebih muda memilih untuk tetap bergabung di UE, sedangkan pemilih lebih tua mendukung Brexit.
Komisi Pemilihan Umum memperkirakan hasil akhir referendum sudah dapat diketahui pada hari Jumat (24/6) pagi. (AFP)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...