Turki Minta Maaf pada Rusia
ANKARA, SATUHARAPAN.COM – Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menyatakan meminta maaf atas penembakan pesawat jet tempur Rusia dan pembunuhan dua pilotnya pada tahun 2015 di sekitar perbatasan dengan Suriah.
Erdogan dalam surat kepada Presiden Rusia, Fladimir Putin, menyatakan "penyesalan dan kesedihan" atas peristiwa itu dan mengungkapkan keinginannya untuk memulihkan hubungan bilateral. Pernyataan ini dikonfirmasi baik dari pihak Turki maupun Rusia.
Kremlin, seperti dilaporkan media Turki, Hurriyet, mengatakan pada hari Senin (27/6) bahwa Putin menerima surat dari Erdogan yang kemudian dikonfirmasi oleh Presiden Turki yang mengatakan Ankara dan Moskow "sepakat untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk meningkatkan hubungan."
Menyesal
"Saya ingin sekali lagi menyatakan simpati dan belasungkawa yang mendalam kepada keluarga para pilot Rusia yang meninggal, dan saya katakan,Saya menyesal," kata Erdogan dalam surat itu, menurut Kremlin, seperti dikutip Hurriyet.
"Surat itu menyatakan, khususnya, bahwa Rusia adalah teman bagi Turki dan mitra strategis, dan Turki tidak ingin merusak hubungan," katanya. ErdoÄan juga "menyatakan keinginannya untuk mengatasi situasi yang terkait jatuhnya pesawat tempur Rusia," kata surat itu. Erdogan juga mengatakan Turki siap untuk beraksi bersama Rusia mengatasi krisis di wilayah tersebut dan memerangi terorisme.
Dalam berita terkait, Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu, akan berangkat ke kota Sochi pada 1 Juli untuk menghadiri pertemuan puncak regional, dan dia juga bisa bertemu dengan Menlu Rusia.
Maaf atau Menyesal
Surat Erdogan itu dikonfirmasi pada kepala penasihat kebijakan luar negeri Erdogan, Ä°brahim Kalin, di kemudian hari melalui sebuah pernyataan. Kalin mengatakan Erdogan menyatakan kesedihan yang mendalam atas jatuhnya pesawat jet tempur Rusia dan menyatakan belasungkawa kepada keluarga para pilot. Kalin mengatakan Erdogan menulis "Saya menyesal" (‘’I am Sorry'') dalam surat tersebut, meskipun versi Kremlin mengutip surat Presiden Turki yang mengatakan "Saya minta maaf" ( ‘’I apologize’’).
Surat itu ditulis menyusul serangkaian upaya niat baik Turki pada Rusia dalam upaya untuk menormalkan hubungan bilateral yang telah memukul perdagangan dan pariwisata Turki akibat sanksi berat yang dikenakan oleh Moskow.
Sebelumnya, Perdana Menteri Turki, Binali Yildirim, menyatakan tentang perkembanganyang baik dalam hubungan dengan Rusia dan diumumkan dalam waktu dekat. Pada konferensi pers tentang pemulihan hubungan dengan Israel, dia juga menyatakan hal itu.
Sanksi Ekonomi
"Pihak rakyat Turki dan Rusia ingin mengakhiri krisis ini. Mereka percaya (krisis ini) adalah omong kosong. Apa yang disampaikan pada kita sebagai pemerintah adalah untuk memenuhi harapan rakyat tanpa penundaan. Ada perkembangan yang baik dalam arah ini dan kami akan segera mengumumkan kepada rakyat kita," kata Yildirim, hari Senin (27/6).
Rusia memberlakukan sanksi berat kepada Turki setelah jet tempurnya ditembak jatuh dan dua pilotnya tewas. Turki menyatakan penembakan itu dilakukan karena pesawat itu melanggar batas wilayah, hal yang tidak diakui Rusia karena merasa berada di udara Suriah.
Rusia telah berulang kali mengatakan bahwaTurki harus secara resmi meminta maaf dan membayar kompensasi atas jatuhnya jet tempur dan membunuh dua pilot dalam rangka untuk memulihkan hubungan kedua negara.
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...