Turki Pecat Lagi 820 Personil Militer

ANKARA, SATUHARAPAN.COM - Turki kembali memberhentikan 820 personil militer dari Angkatan Bersenjata Turki (TSK), kata pengumuman Kementerian Pertahanan, hari Kamis (1/9), sebagai kelanjutan pemecatan setelah kudeta gagal pada 15 Juli.

Pemberhentian dari TSK sedang dilakukan dengan penelitian, kata pernyataan Kementerian Pertahanan, seperti dikutip media Turki, Hurriyet. Sementara itu, tokoh yang dituduh sebagai dalang kudeta, Fethullah Gulen, meminta pengikutnya untuk menjauh dari pemberitaan media.

Pemecatan prsonil militer itu terkait tuduhan mereka terlibat apa yang disebut pemerintah Turki Turki sebagai  Organisasi Teroris Fetullahist (FETO) yang berada di balik kudeta.

Menurut kementerian itu, 648 personel militer yang dipecat telah ditahan. Mereka dari angkatan laut dan angkatan darat dari pangkat bintara, dan tidak termasuk jenderal. Sedangkan jumlah total personel militer yang dipecat mencapai 4.451 orang.

Sementara itu, Fethullah Gulen menyerukan pendukungnya agar menjauh dari media. Dia menyampaikan dalam pesan video yang dipublikasikan di media sosial pada Minggu (28/8). Dia minta pengikutnya menahan diri dan tidak meninggalkan gerakan, menurut laporan harian Yeni Şafak.

Anggota Assosiasi Bisnis Mundur

Selain itu, menurut kantor berita Turki, Anadolu, sebanya 475 orang anggota asosiasi bisnis terbesar Turki mengundurkan sejak awal penyelidikan atas kudeta gagal pada 15 Juli.

Menteri Perdagangan Turki, Bulent Tüfenkci mengatakan hal itu, dan dia berjanji  untuk memerangi FETO, termasuk di asosiasi bisnis.

Mereka yang mundur dari Kamar Dagang dan Bursa Turki (TOBB) adalah 16 pejabat, 17 kepala majelis dan 442 anggota majelis. Mereka merupakan lima persen dari total jumlah anggota asosiasi tersebut.

Tüfenkci berjanji untuk melawan FETO di sektor publik dan sektor swasta. "Struktur ini telah menyusup ke dalam ruang dan bursa, serta lembaga-lembaga negara,’’  kata dia.

Setidaknya 81.000 orang telah dipecat dari lembaga negara atas dugaan terkait FETO, seperti diumumkan pihak berwenang bulan lalu.

Editor : Sabar Subekti