Turki Pertimbangkan Balas Jerman Terkait Genosida Armenia
ANKARA, SATUHARAPAN.COM - Turki berencana akan membalas Berlin setelah parlemen Jerman mengakui pembunuhan warga Armenia pada Perang Dunia I oleh pasukan Ottoman sebagai genosida, kata juru bicara kepresidenan Turki Ibrahim Kalin pada hari Rabu (8/6).
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bereaksi keras terhadap hasil sidang pekan lalu, menuduh bahwa anggota parlemen Jerman keturunan Turki yang mendukung langkah itu adalah pendukung “terorisme” dan menyatakan bahwa Ankara tidak akan pernah menerima bahwa ada pembantaian.
Otoritas Turki, termasuk Kementerian Luar Negeri, saat ini sedang “mempersiapkan sebuah rencana aksi melawan keputusan parlemen federal Jerman,” kata Kalin di sebuah konferensi pers di Ankara.
Rencana final itu akan diajukan kepada Erdogan untuk disahkan, tambah Kalin, tanpa menjelaskan langkah pembalasan yang dipertimbangkan tersebut secara rinci.
Hasil sidang parlemen Jerman itu memicu sengketa diplomatik antara kedua negara – di tengah masa ketika Uni Eropa mengandalkan Turki untuk memblokir arus masuk imigran ke Eropa – dengan Ankara memanggil pulang duta besarnya untuk Berlin untuk berkonsultasi.
Armenia mengatakan pasukan Ottoman menewaskan sekitar 1,5 juta warganya dalam serangan genosida pada 1915 oleh pasukan Ottoman – di bawah perintah Menteri Perang Enver Pasha dan beberapa pejabat tinggi lainnya – untuk mengusir mereka dari Anatolia.
Namun, Turki bersikeras mengatakan bahwa muslim dan warga Amernia juga tewas dengan jumlah yang sama ketika Armenia bergabung dengan tentara Rusia dengan harapan ingin mendirikan negara mereka sendiri. (AFP)
Tentara Ukraina Fokus Tahan Laju Rusia dan Bersiap Hadapi Ba...
KHARKIV-UKRAINA, SATUHARAPAN.COM-Keempat pesawat nirawak itu dirancang untuk membawa bom, tetapi seb...