Turki Tahan 12 Akademisi Pembuat Petisi
ANKARA, SATUHARAPAN.COM – Polisi di Provinsi Kocaeli, Turki menahan 14 akademisi yang menandatangani petisi untuk menyerukan dihentikannya operasi militer di Anatolia Tenggara, hari Jumat (15/1). Penangkapan itu terjadi beberapa hari setelah Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengecam akademisi yang membuat apa yang dia sebut sebagai "propaganda teroris."
Kantor Jaksa Umu Kocaeli menyelidiki kasus itu terhadap 21 akademisi dari Universitas Kocaeli yang menandatangani petisi inisiatif "Akademisi untuk Perdamaian" inisiatif. Para penandatangan petisi, sekitar 1.128 akademisi dan intelektual lokal dan internasional. Petisi itu oleh Erdogan disebut sebagai "alasan buruk untuk intelektual," seperti disebutkan harian Turki, Hurriyet.
Polisi menggerebek rumah p[ada akademisi pada hari Kamis (15/1) dan menahan 12 orang yang berada di tempat itu, di mana mereka mengeluarkan petisi itu. Sembilan orang lainnya akan ditahan, menurut kantor berita negara, Anadolu, mengutip sumber-sumber dari polisi.
Menurut laporan, para akademisi dituduh melanggar Pasal 301 hukum pidana Turki, yang kontroversial. Menurut pasal itu, adalah ilegal menghina bangsa Turki, negara Republik Turki atau Majelis Umum Turki, dan lembaga peradilan negara. Para akademisi juga dituduh melakukan "propaganda teroris."
Penyelidikan dan penahanan dilakukan setelah Presiden Turki mengecam penandatangan petisi, dengan alasan pelanggaran hak asasi manusia di wilayah tenggara di mana banyak anggota kelompok terlarang Partai Buruh Kurdistan (PKK).
"Semua fakta ini, orang-orang ini, yang menyebut dirinya akademisi, menuduh negara melalui sebuah pernyataan. Tidak hanya itu, mereka juga mengundang orang asing untuk memantau perkembangan. Ini adalah mentalitas kolonialisme," kata Erdogan. Menyamakan situasi saat ini dengan Perang Kemerdekaan Turki, Erdogan mengatakan negaranya kembali menghadapi "pengkhianatan" dari "yang menyebut diri intelektual."
Hei, Anda yang disebut "intelektual! Anda orang yang belum tercerahkan, Anda berada dalam gelap. Anda tidak seperti intelektual. Anda bodoh dan gelap, bahkan tidak mengetahui tentang timur atau tenggara. Kita tahu tempat-tempat ini seperti kita mengetahui alamat rumah kita," katanya. Dia mengulangi posisinya bahwa masalah Turki adalah "bukan satu Kurdi, tapi satu teror."
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...