UE Ancam Sanksi RD Kongo Jika Tidak Gelar Pemilu
BRUSSEL, SATUHARAPAN.COM â Uni Eropa (UE) pada Senin (17/10) akan meminta agar Republik Demokratik (RD) Kongo menyelenggarakan pemilu pada awal tahun depan atau menghadapi sanksi baru, ungkap sumber diplomatik Uni Eropa, Jumat (14/10).
Bentrokan mematikan mengguncang ibu kota Kinshasa pada September saat oposisi meminta Presiden Joseph Kabila, yang telah berkuasa sejak 2001, untuk mengundurkan diri di tengah kekhawatiran bahwa ia ingin terus berkuasa meski masa jabatannya berakhir pada Desember 2016.
Seorang diplomat Uni Eropa pada Jumat mengatakan bahwa beberapa menteri luar negeri yang menggelar pertemuan di Luksemburg pada Senin akan menyusun daftar orang-orang yang diyakini menentang pemilu tersebut.
âKami memerlukan cukup bukti untuk memberikan sanksi kepada mereka,â kata sang diplomat, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, menunjuk kepada âorang-orang di lingkaran Kabilaâ sebagai kemungkinan target.
Diplomat Uni Eropa lain menyatakan bentrokan yang menewaskan sedikitnya 50 orang pada September menandai âsebuah perubahan dalam permainanâ dan aksi tambahan harus dipertimbangkan.
Tak lama setelah pembunuhan tersebut, Washington memasukkan dua sekutu dekat Kabila - komandan militer Mayor Jenderal Gabriel Amisi Kumba dan mantan inspektur kepolisian Jenderal John Numbi - ke dalam daftar hitam sanksinya karena merongrong demokrasi. (AFP/Ant)
Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...