UE Serukan Penghentian Siklus Kekerasan di Irak
BRUSSELS, SATUHARAPAN.COM-Presiden Dewan Eropa, yang mewakili para pemimpin Uni Eropa di Brussels, pada hari Jumat (3/1) memperingatkan tentang eskalasi lebih lanjut di Irak setelah pasukan Amerika Serikat membunuh seorang jenderal Iran.
"Siklus kekerasan, provokasi dan pembalasan yang telah kita saksikan di Irak selama beberapa pekan terakhir harus dihentikan," kata Presiden Dewan Eropa yang juga mantan Perdana Menteri Belgia, Charles Michel.
"Peningkatan lebih lanjut harus dihindari dengan cara apa pun," tambahnya, beberapa jam setelah serangan AS menewaskan komandan Garda Revolusi Iran, Qassem Soleimani di bandar udara Baghdad, Irak.
Michel tidak merujuk langsung pada serangan AS, tetapi mencatat peran milisi Irak, di mana banyak dari mereka didukung oleh Pasukan Quds pimpinan Soleimani, dalam kerusuhan itu.
"Irak tetap merupakan negara yang sangat rapuh," katanya, seperti dikutip AFP. “Terlalu banyak senjata dan terlalu banyak milisi memperlambat proses menuju kembalinya kehidupan sehari-hari yang normal bagi warga Irak.”
"Risikonya adalah ledakan kekerasan secara umum di seluruh wilayah dan munculnya kekuatan terorisme yang tidak jelas yang berkembang pada saat ketegangan antara agama dan nasionalis," katanya.
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...