UEA Cegat Serangan Rudal dari Houthi Yaman
DUBAI, SATUHARAPAN.COM-Uni Emirat Arab (UEA) mencegat dua rudal balistik yang ditembakkan oleh pemberontak Houthi Yaman di atas langit Abu Dhabi, hari Senin (24/1) pagi, kata pihak berwenang. Ini adalah serangan kedua dalam sepekan yang menargetkan ibu kota UEA.
Tembakan rudal semakin meningkatkan ketegangan di Teluk Persia, yang sebelumnya telah menyaksikan serangkaian serangan, di tengah perang Yaman selama bertahun-tahun dan runtuhnya kesepakatan nuklir Iran dengan kekuatan dunia.
Serangan-serangan itu mengancam usaha yang ramah-bisnis yang berfokus pada pariwisata di UEA, sebuah federasi dari tujuh syekh di Semenanjung Arab. Selama bertahun-tahun, negara ini telah memasarkan dirinya sebagai wilayah aman dari lingkungan yang berbahaya.
Video di media sosial menunjukkan langit di atas Abu Dhabi menyala sebelum fajar hari Senin, dengan apa yang tampak seperti rudal pencegat yang melesat ke awan untuk menargetkan tembakan yang masuk. Dua ledakan kemudian bergemuruh di seluruh kota. Video berhubungan dengan fitur yang dikenal dari Abu Dhabi.
Kantor berita setempat, WAM, yang dikelola negara mengatakan bahwa pecahan rudal jatuh tanpa bahaya di atas Abu Dhabi.
UEA “siap menghadapi ancaman apa pun, dan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk melindungi negara dari semua serangan,” kata Kementerian Pertahanan UEA dikutip WAM.
Tembakan rudal mengganggu lalu lintas ke Bandara Internasional Abu Dhabi, rumah bagi maskapai penerbangan jarak jauh, Etihad, selama sekitar satu jam setelah serangan itu.
Klaim Serangan oleh Houthi
Juru bicara militer Houthi, Yehia Sarei, mengklaim serangan itu dalam sebuah pernyataan yang disiarkan televisi, mengatakan pemberontak menargetkan UEA dengan rudal balistik Zulfiqar dan drone. Dia memperingatkan UEA akan terus menjadi target "selama serangan terhadap rakyat Yaman berlanjut."
“Kami memperingatkan perusahaan dan investor asing untuk meninggalkan Emirates!” kata Sarei berteriak dari podium. "Ini telah menjadi negara yang tidak aman!"
Pasar Keuangan Dubai turun 1,4% setelah serangan itu, dengan hampir setiap perusahaan diperdagangkan turun. Bursa Efek Abu Dhabi juga turun tipis.
Kedutaan Besar Amerika Serikat di Abu Dhabi kemudian mengeluarkan peringatan keamanan kepada orang Amerika yang tinggal di UEA, memperingatkan warga untuk "mempertahankan kesadaran keamanan tingkat tinggi."
Dampak Serangan
Peringatan itu termasuk instruksi tentang cara mengatasi serangan rudal, sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya di UEA, tujuan wisata Dubai yang dipenuhi gedung pencakar langit dan maskapai penerbangan jarak jauh, Emirates.
“Jika jenis serangan ini akhirnya terjadi setiap pekan seperti yang terjadi di Arab Saudi … itu akan mengubah persepsi lanskap ancaman di UEA,” kata Torbjorn Soltvedt, seorang analis konsultan risiko Verisk Maplecroft. “Kekhawatirannya sekarang adalah penularan akan lebih luas jika kita mulai melihat serangan terhadap infrastruktur sipil.”
Kementerian Pertahanan Emirat kemudian men-tweet video hitam-putih yang dikatakan menunjukkan F-16 menyerang peluncur rudal balistik yang digunakan dalam serangan ke Abu Dhabi. Kementerian Pertahanan mengidentifikasi tempat itu di dekat al-Jawaf, sebuah provinsi Yaman sekitar 1.400 kilometer (870 mil) barat daya Abu Dhabi.
F-16 diterbangkan oleh Bahrain dan UEA, tetapi bukan Arab Saudi. Kementerian tidak mengakui negara mana yang menerbangkan misi tersebut.
Rudal balistik Zulfiqar, diyakini memiliki jangkauan 1.500 kilometer (930 mil), dikembangkan setelah rudal Qiam Iran, menurut sebuah laporan oleh Institut Internasional untuk Studi Strategis. Iran membantah secara langsung mempersenjatai Houthi, meskipun para ahli Perserikatan Bangsa-Bangsa, negara-negara Barat, dan analis telah mengaitkan senjata itu dengan gudang senjata Teheran.
Serangan itu terjadi sepekan setelah pemberontak Houthi Yaman mengklaim serangan di ibu kota Emirat yang menargetkan bandara dan depot bahan bakar Abu Dhabi National Oil Co di lingkungan Mussafah. Serangan terhadap depot bahan bakar itu menewaskan tiga orang dan melukai enam lainnya. Houthi belum mengidentifikasi rudal yang digunakan dalam serangan pekan lalu.
Foto satelit resolusi tinggi baru yang diperoleh AP dari Planet Labs PBC menunjukkan pekerjaan perbaikan masih berlangsung di depot bahan bakar hari Sabtu. Pejabat Emirat belum merilis gambar dari situs yang diserang, atau mengizinkan wartawan untuk melihatnya.
Dalam beberapa hari terakhir, koalisi pimpinan Saudi yang didukung UEA melancarkan serangan udara yang menargetkan Yaman, menewaskan lebih dari 80 orang di sebuah pusat penahanan.
Houthi telah mengancam untuk membalas dendam terhadap UEA dan Arab Saudi atas serangan itu. Pada hari Minggu, koalisi pimpinan Saudi mengatakan rudal balistik yang diluncurkan Houthi mendarat di kawasan industri di Jizan, Arab Saudi
Surat kabar harian garis keras Iran, Kayhan, yang pemimpin redaksinya ditunjuk oleh Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, baru saja hari Minggu menerbitkan artikel halaman depan yang mengutip pejabat Houthi bahwa UEA akan diserang lagi dengan judul: “Evakuasi menara komersial Emirat.”
Surat kabar itu pada tahun 2017 menghadapi larangan publikasi dua hari setelah memuat berita utama yang mengatakan Dubai adalah "target berikutnya" bagi Houthi. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Stray Kids Posisi Pertama Billboard dengan Enam Lagu
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Grup idola asal Korea Selatan Stray Kids berhasil menjadi artis pertama d...