Uji Kompetensi Guru di Surabaya, Tanpa Kendala Berarti
SURABAYA, SATUHARAPAN.COM - Uji kompetensi guru (UKG) yang dilakukan dalam jaringan (daring) atau online, berlangsung di 477 kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
SMAN 6 Surabaya menjadi tempat uji kompetensi (TUK) untuk pelaksanaan UKG daring. Hari pertama pelaksanaan UKG di sekolah ini berjalan dengan baik dan lancar. Kendala ringan yang ditemui saat pelaksanaan dapat segera diatasi sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
Operator sekolah di SMAN 6 Surabaya, Abdul Aziz, mengatakan, pada gelombang 1 dan 2 UKG pada hari pertama ini, Senin (9/11), tidak terdapat kendala berarti. Saat terjadi kendala ringan, langsung dapat diatasi sesuai dengan prosedur operasional standar (POS).
"Misalnya tadi ada komputer yang tidak terkoneksi ke jaringan, peserta lalu pindah ke komputer lain dan melanjutkan ujian. Tidak perlu mengulang soal dari awal karena soal yang sudah dijawab sebelumnya sudah tersimpan di komputer," katanya di Laboratorium Komputer SMAN 6 Surabaya, Jawa Timur, (9/11).
Aziz mengatakan, tiga hari pertama uji kompetensi guru di sekolah itu diikuti oleh guru-guru TK.
"Kebanyakan guru-guru TK kan muda, jadi tidak kesulitan menggunakan komputer. Tapi, tadi ada juga yang tua dan tidak nyaman menggunakan mouse komputer, jadi diajarkan menggunakan keyboard," kata Aziz.
Ia mengatakan, cara menjawab soal dalam pelaksanaan UKG daring memang disiapkan dalam dua cara, yaitu menggunakan mouse atau menggunakan keyboard.
Bagi guru yang tidak terbiasa menggunakan mouse, dapat meminta bimbingan petugas di TUK, untuk menggunakan keyboard. Keyboard komputer di TUK juga telah disiapkan hanya ada beberapa tombol yang bisa digunakan dalam aplikasi UKG.
"Misalnya untuk menjawab soal. Kalau pakai mouse kan tinggal klik di salah satu jawaban. Sedangkan kalau di keyboard bisa menekan tombol hurufnya. Misalnya huruf A untuk jawaban A dan seterusnya sampai huruf D. Kemudian untuk melanjutkan ke soal berikutnya tekan tombol spasi," kata Aziz.
Beberapa guru yang ditemui seusai uji kompetensi mengaku tidak kesulitan dalam mengoperasikan komputer di aplikasi UKG. "Alhamdulillah lancar," kata Adelia, guru TK Gotong-Royong di Surabaya.
Ia mengatakan, pelaksanaan UKG kali ini lebih baik daripada UKG sebelumnya. Pada UKG sebelumnya, yaitu tahun 2012-2014, ia harus mengikuti UKG di TUK yang jauh dari tempatnya mengajar. "Kalau yang ini per wilayah, tidak jauh, jadi tidak perlu meninggalkan jam belajar lama-lama," katanya.
Sementara Nurlailiyah, guru TK Yayasan Simokerto Surabaya mengungkapkan kesulitannya dalam menjawab soal.
Baginya, soal yang keluar dalam UKG tergolong soal dengan tingkat kesulitan sedang. "Yang susah itu soal tentang pedagogi. Apalagi banyak soal tentang itu," katanya. Namun, ia menyambut baik pelaksanaan UKG. Menurutnya, UKG baik untuk guru karena guru dapat mengukur kemampuannya melalui UKG. (kemdikbud.go.id)
Editor : Sotyati
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...