Ukraina Gunakan Rudal Jarak Jauh AS, Serang Pertahanan Udara Rusia
Disebutkan itu merupakan serangan paling merusak terhadap pertahanan Rusia.
KIEV, SATUHARAPAN.COM-Ukraina pada hari Selasa (17/10) mengklaim telah melakukan salah satu serangan paling merusak terhadap aset udara Rusia sejak awal perang, dan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, mengatakan serangan itu menggunakan peluru kendali balistik jarak jauh yang disumbangkan oleh Amerika Serikat.
Pengumuman Zelensky datang beberapa jam setelah seorang pejabat AS mengungkapkan bahwa Rudal balistik jarak jauh yang dicari selama berbulan-bulan oleh Kiev dan dijanjikan oleh Presiden Joe Biden telah dikirimkan secara diam-diam dan digunakan di medan perang.
Pasukan Operasi Khusus Ukraina mengklaim pihaknya menghancurkan sembilan helikopter Rusia di dua lapangan terbang di wilayah yang diduduki Rusia dalam serangan malam hari terhadap sasaran di Ukraina timur dan selatan.
Serangan tersebut juga menghantam peralatan militer, sistem pertahanan udara, gudang amunisi dan landasan pacu, kata sebuah pernyataan. Puluhan personel militer Rusia terluka dalam serangan yang diberi nama sandi Operasi Dragonfly, katanya.
Seorang pejabat AS mengatakan Amerika telah menepati janji Biden kepada mitranya dari Ukraina bulan lalu bahwa mereka akan menyediakan Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat, yang dikenal sebagai ATACMS.
Zelenskyy menyampaikan “terima kasih khusus” kepada Amerika Serikat karena telah mengirimkan ATACMS. “Perjanjian kami dengan Presiden Biden sedang dilaksanakan,” kata Zelenskyy dalam pidato malamnya yang biasa di hadapan negara tersebut, dengan mengatakan ATACMS “telah membuktikan dirinya.”
Pengembangan senjata menambah tekanan pada Kremlin karena kedua belah pihak mencari keuntungan di medan perang menjelang musim dingin dan apa yang akan terjadi sebagai perang gesekan yang berkepanjangan.
Meskipun beberapa versi Rudal dapat mencapai jarak sekitar 180 mil (300 kilometer), pejabat tersebut mengatakan bahwa rudal yang dikirim ke Ukraina memiliki jangkauan yang lebih pendek dan membawa munisi tandan, sehingga cocok untuk menyerang lapangan udara
Pernyataan Ukraina tidak menyebutkan bagaimana target tersebut dicapai. Pihak berwenang Rusia tidak mengomentari laporan tersebut. Tidak mungkin untuk segera memverifikasi klaim kedua belah pihak di medan perang.
Lapangan terbang di wilayah Luhansk dan Berdyansk terletak di belakang garis depan. Militer Rusia rupanya mengira mereka berada pada jarak yang aman dari serangan Ukraina.
Sementara itu, Rusia mengerahkan lebih banyak unit dalam upayanya merebut kota penting di Ukraina timur, kata para analis Barat, setelah mengalami kemunduran yang memperlambat serangan gencar mereka selama berhari-hari.
Upaya untuk menyerbu Avdiivka, sebuah kota yang dijaga ketat dan menghalangi ambisi Moskow untuk menguasai seluruh wilayah Donetsk, adalah operasi ofensif Moskow yang paling signifikan di Ukraina sejak awal tahun ini, kata Kementerian Pertahanan Inggris pada hari Selasa (17/10).
Dorongan Kremlin untuk mengklaim Avdiivka terjadi setelah berbulan-bulan menangkis serangan balasan Ukraina, yang dilancarkan Kiev sekitar 16 bulan setelah invasi besar-besaran Rusia.
Pasukan Rusia yang dikerahkan ke Avdiivka kemungkinan mengalami kemajuan yang lambat dan menimbulkan banyak korban dalam upaya yang terbukti memakan biaya besar, kata Kementerian Pertahanan Inggris di X, platform media sosial yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.
Laju serangan Rusia terhadap sasaran yang dijaga ketat tersebut dilaporkan telah melambat dalam beberapa hari terakhir sejak diluncurkan pekan lalu, kata sebuah lembaga pemikir yang berbasis di Washington.
Para pejabat Rusia belum memberikan komentar mengenai perkembangan di sekitar Avdiivka.
Mengutip Staf Umum Ukraina, Institut Studi Perang mengatakan pasukan Ukraina berhasil memukul mundur 22 serangan Rusia pada hari Senin (16/10), turun dari 30 serangan yang dilaporkan pada hari sebelumnya. Pejabat Kiev mengatakan Rusia meningkatkan jumlah korban sebanyak enam orang per hari pada pertengahan pekan lalu.
Kementerian pertahanan Ukraina mengatakan pada hari Selasa (17/10) bahwa Rusia masih berusaha mengepung kota tersebut, dengan 10 serangan dalam 24 jam sebelumnya. Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan upaya Rusia untuk menguasai Avdiivka “tampaknya semakin tidak mungkin dilakukan dalam jangka pendek.” (AP)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...