Ukraina: Pertempuran Melawan Invasi Rusia di Wilayah Timur Sangat Berat
KIEV, SATUHARAPAN.COM-Ukraina mengakui kesulitan dalam pertempuran di wilayah timur ketika pasukan Rusia merebut wilayah itu dan meningkatkan tekanan di dua kota menjelang pertemuan puncak Uni Eropa pekan ini yang diharapkan menyambut tawaran Kiev untuk bergabung dengan blok tersebut.
Gubernur wilayah Luhansk, tempat serangan Rusia terberat dalam beberapa pekan terakhir, mengatakan situasinya "sangat sulit" di sepanjang garis depan pada Senin (20/6) malam dan tentara Rusia telah mengerahkan pasukan cadangan yang cukup untuk memulai serangan skala besar.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, telah memperkirakan Rusia akan meningkatkan serangan menjelang KTT Uni Eropa pada Kamis dan Jumat. Dalam pidatonya kepada negara pada Senin malam, dia menantang, juga mengacu pada pertempuran "sulit" di Luhansk untuk Sievierodonetsk dan kota lainnya, Lysychansk.
“Kami membela Lysychansk, Sievierodonetsk, seluruh area ini, yang paling sulit. Kami menghadapi pertempuran yang paling sulit di sana, ”katanya. "Tapi kami memiliki pria dan wanita yang kuat di sana."
Gubernur Luhansk, Serhiy Gaidai, mengatakan pasukan Rusia menguasai sebagian besar Sievierodonetsk, selain dari pabrik kimia Azot, tempat ratusan warga sipil berlindung selama berminggu-minggu. Jalan yang menghubungkan Sievierodonetsk dan Lysychansk ke kota Bakhmut berada di bawah tembakan meriam yang konstan, katanya.
“Lysychansk telah menderita serangan besar-besaran Rusia sepanjang hari. Tidak mungkin menentukan jumlah korban,” kata Gaidai.
Rodion Miroshnik, duta besar Republik Rakyat Luhansk untuk Rusia, mengatakan pasukannya "bergerak dari selatan menuju Lysychansk" dengan baku tembak meletus di sejumlah kota. "Jam-jam yang akan datang akan membawa perubahan besar pada keseimbangan kekuatan di daerah itu," katanya di Telegram.
Persetujuan oleh para pemimpin Uni Eropa agar Ukraina menjadi kandidat resmi untuk bergabung dengan blok itu akan menjadi kemenangan bagi Kiev.
Ini diterapkan untuk keanggotaan hanya empat hari setelah invasi 24 Februari Rusia. Butuh waktu bertahun-tahun untuk mencapainya, tetapi bagi Uni Eropa untuk menjangkau jauh ke jantung bekas Uni Soviet akan membawa salah satu transformasi ekonomi dan sosial terbesar di Eropa sejak Perang Dingin. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...