Ukraina Telah Menyiapkan Militernya Menghadapi Rusia
UKRAINA, SATUHARAPAN.COM - Ukraina telah menyiapkan semua cadangan militernya dan memastikan angkatan bersenjata dalam posisi siap tempur sesegera mungkin, kata pejabat tinggi keamanan negara Ukraina.
Andriy Paruby, Sekretaris Dewan Keamanan Negara, mengatakan pada Minggu (2/3) bahwa perintah juga diberikan kepada Kementerian Luar Negeri untuk meminta bantuan dari AS dan Inggris dalam menjamin keamanan Ukraina.
Angkatan bersenjata, kata dia, akan meningkatkan keamanan di fasilitas energi, kantor berita Reuters melaporkan.
Sekarang Barat sedang menghadapi konfrontasi terbesar dengan Rusia sejak selesainya Perang Dingin, setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan hak untuk menyerang negara tetangganya.
Selama tiga hari terakhir pasukan Rusia telah menguasai Crimea, wilayah Ukraina di semenanjung Laut Hitam yang sebagian besar penduduknya adalah etnis Rusia dan Moskow. Di Crimea militer Ukraina yang berjumlah sedikit dilucuti oleh pasukan Rusia.
Putin telah menolak seruan Barat supaya menarik kembali pasukannya, bersikeras bahwa Rusia memiliki hak untuk melindungi kepentingannya dan penduduk berbahasa Rusia di Crimea dan di tempat lain di Ukraina.
Potensi lebih besar muncul di wilayah timur Ukraina, di mana sebagian besar etnis Ukraina menggunakan bahasa Rusia.
Daerah-daerah tersebut melakukan protes kekerasan pada hari Sabtu (1/3). Demonstran pro-Moskow mengangkat bendera di gedung-gedung pemerintahan dan menyerukan Rusia supaya membela mereka.
Putin mengatakan bahwa Rusia memiliki hak untuk menyerang tetangganya - yang juga disetujui oleh parlemen - membuka prospek perang di sebuah negara dengan penduduk 46 juta orang.
"Presiden Obama menyatakan keprihatinan yang mendalam atas pelanggaran Rusia atas kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina, yang merupakan pelanggaran hukum internasional," kata Gedung Putih setelah kedua pemimpin berbicara selama 90 menit pada Sabtu.
Perdana Menteri Ukraina Arseny Yatseniuk, yang mengambil alih kekuasaan setelah sekutu Moskow Viktor Yanukovich melarikan diri minggu lalu, mengatakan aksi bersenjata Rusia "akan menjadi awal perang dan akhir dari setiap hubungan antara Ukraina dan Rusia".
Penjabat Presiden Oleksander Turchinov memerintahkan semua pasukan supaya ditempatkan pada siaga tempur tinggi. Menteri Luar Negeri Andriy Deshchytsya mengatakan ia telah bertemu dengan para pejabat Eropa dan AS dan mengirim permintaan kepada NATO untuk "melihat semua kemungkinan untuk melindungi integritas teritorial dan kedaulatan Ukraina". (aljazeera.com)
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...