Ulama Paris: Banyak Muslim Prancis Lupa Mereka Orang Prancis
PARIS, SATUHARAPAN.COM - Pemimpin Masjid Agung Paris, Dalil Boubakeur, melontarkan otokritik terhadap sesamanya Muslim Prancis, yang menurutnya lupa bahwa selain Muslim, mereka juga adalah warga negara Prancis. Otokritik itu ia lancarkan menyusul terjadinya Teror Paris, yang dilakukan oleh kelompok ekstremis Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS, yang menewaskan 129 orang pada hari Jumat (13/11) lalu.
Dalam wawancara dengan CNN, Boubakeur mengatakan bahwa banyak Muslim Prancis, "lupa bahwa mereka adalah orang-orang Prancis. Dan mereka lupa bahwa sebagai orang Prancis mereka harus juga [berperilaku seperti] orang-orang Prancis seperti yang lain."
Boubakeur menekankan bahwa Muslim Prancis penting untuk mengungkapkan jati diri mereka sebagai orang Prancis dan menjalankan nilai-nilai Prancis.
Menurut dia, adalah "sangat penting [bagi] Muslim Prancis untuk mengungkapkan kewarganegaraan Prancis mereka, rasa Prancis mereka, nilai-nilai Prancis, menolak apa yang bahaya bagi mereka, bagi Prancis, dan untuk agama kami juga."
Namun, Boubakeur mengakui pandangan seperti yang ia ungkapkan sering tidak diterima oleh kalangan muda.
"Tapi setiap kali saya berbicara di sini di Masjid Agung Paris mereka mengatakan kepada saya, 'Tuan, Anda tidak mewakili umat Islam, yang muda berpikir berbeda.' Dan saya mengatakan ya, karena saya tidak berpikir seperti mereka...."
Serangan ISIS di Paris Jumat lalu telah memberikan urgensi baru untuk perdebatan atas bagaimana memukul mundur kubu ISIS di Suriah dan Irak, dan lebih luas lagi bagaimana mengakhiri perang Sipil di Suriah yang sudah berjalan 4,5 tahun.
Boubakeur mengatakan ISIS tidak ada hubungannya dengan Islam, dan terlibat dalam perang ideologi.
"Agama kami bukan salah satu penganjur kekerasan, jihadisme, terorisme dan pembunuhan perempuan."
"Dalam Alquran mana ada tertulis, seorang wanita harus membawa bom di dalam tubuhnya dan meledakkannya untuk membunuh orang lain? Dalam Alquran mana hal itu dikatakan? Dalam Alquran mana dikatakan kita membunuh yang tidak bersalah? Membunuh anak muda?"
Boubakeur mengakui sedikit demi sedikit, ISIS telah mampu meradikalisasi pemikiran pemuda Muslim di Eropa.
Ia mendukung serangan militer terhadap ISIS sebagai cara untuk menghambat ekspansi kelompok itu menguasai wilayah di Suriah.
Editor : Eben E. Siadari
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...