ULMWP Galang Dana dari Rakyat Papua untuk MSG
LA PAGO, SATUHARAPAN.COM - Sebuah perkembangan baru dalam pertarungan memperebutkan posisi di Melanesian Spearhead Group (MSG) terungkap melalui pidato Sekretaris Jenderal United Liberation Movement for West Papua (ULMWP), Octovianus Mote.
ULMWP, yang oleh pemerintah Indonesia dianggap sebagai kelompok separatis, mengklaim telah menyerahkan sejumlah uang kepada MSG sebagai sumbangan bagi jalannya roda organisasi negara-negara Pasifik tersebut. Mereka juga mengatakan akan terus mengumpulkan dana dari rakyat Papua sebagai partisipasi keanggotaan.
Beberapa ekor babi disumbangkan oleh suku-suku di Papua untuk ULMWP (Foto: Ist)
Hal ini dikatakan oleh Octo Mote dalam pidatonya pada Ibadah Syukur Hasil kerja ULMWP tahun 2016, di Kantor Dewan Adat Wilayah Balim (La Pago) atau oleh aktivis ULMWP dipandang Kantor ULMWP dalam negeri, pada hari Senin, 6 Februari 2017. Octo Mote yang bermukim di AS tidak hadir pada acara itu dan pidatonya dibacakan oleh Pendeta Theo Wetipo, S.Th.
Setelah melaporkan apa yang ia anggap sebagai pencapaian ULMWP di luar negeri, termasuk dengan diangkatnya isu Papua di PBB oleh tujuh negara Pasifik, Octo Mote menekankan bahwa ULMWP sudah duduk setara dalam setiap pertemuan resmi pimpinan MSG dengan anggota MSG lainnya. Menurut dia, protokol MSG memperlakukan ULMWP sebagai anggota penuh, sejak pertemuan para pemimpin MSG pada 20-23 Desember 2016 di Vanuatu dan diawal tahun 2017.
Menurut dia, mulai 17 Januari 2017, ULMWP resmi mendapat ruang kerja di Sekretariat MSG. Ia mengatakan, partisipasi resmi ini sesuai dengan keputusan dalam pertemuan pejabat senior, pertemuan para menteri luar negari MSG di Lautoka Fiji pada Mei 2016.
Octo Mote menambahkan, ULMWP sudah lebih dulu berpartisipasi dengan memberikan kontribusi kepada sekretariat MSG. "Dalam pertemuan lalu wakil-wakil bangsa Papua yang berkumpul di Port Vila Vanuatu, meletakkan dasar, menyerahkan noken sesuai adat orang Melanesia dengan apa yang bisa kita kumpulkan," kata Octo Mote.
"Saat menyerahkan noken itu, saya selaku Sekertaris Jenderal ULMWP sudah berjanji bahwa dalam waktu kami akan kembali dengan noken yang isinya lebih banyak. Sekali lagi mulai tahun ini, bangsa Papua sudah secara sah sudah ikut bertanggung jawab atas urusan rumah tangga Sekretariat dan Program Kerja MSG sebagai rumah adat atau Nakamal bangsa-bangsa Melanesia," kata Octo Mote.
Ia tidak menyebutkan jumlah uang yang telah mereka setorkan kepada MSG.
Selanjutnya, Octo Mote menyerukan kepada rakyat Papua menggalang sumbangan dan mengumpulkan uang untuk diisi dalam noken untuk nantinya diserahkan kepada Sekretariat MSG.
"Mari, kita semua bangkit untuk tunjukkan kepada saudara-saudari kita bahwa orang Papua tidak datang kosong. Koordinasikan sumbangan Anda entah melalui Tim Kerja ULMWP yang berada di tanah Papua maupun melalui bendahara ULMWP yakni Lewis Prai dan Bernarda Edowai yang bermukim di Australia," kata Octo Mote.
Ia menambahkan, dukungan dana semakin penting karena dalam tahun ini, ULMWP bukan lagi fokus pada bagaimana membangun wadah organisasi ULMWP melainkan untuk meyakinkan lebih banyak negara, di luar negara-negara Melanesia, Negara Mikronesia dan Polinesia di Pasifik.
"Kalau tahun lalu ada 7 Negara yang berdiri mengangkat masalah Papua, kini muncul pertanyaan apakah jumlahnya meningkat dalam Sidang Umum PBB bulan September 2017? Itulah ukuran kemajuan politik kita," kata dia.
Berdasarkan informasi yang diterima satuharapan.com, ULMWP mengklaim ibadah syukur tersebut dihadiri 2.000 orang, dimulai dengan ibadah syukur dipimpin oleh Pendeta Izak Asso. Acara ini diselenggarakan oleh panitia yang diketuai oleh Kores Wetipo dengan dukungan Dewan Adat Papua yang diwakili oleh Sekretaris Dewan Adat Balim, Dominikus Surabut.
Dilaporkan pula, terkumpul sumbangan secara spontan, yaitu berupa babi 12 ekor disamping uang. Sumbangan babi berasal dari Suku Lanni/Palika 3 ekor, dan dari Hubula sekitar 9 ekor. Ada pula sumbangan uang sekitar Rp 9 juta yang dipakai untuk belanja Babi.
Selanjutnya satu ekor babi diberikan kepada ULMWP, dalam bentuk uang sekitar Rp 15 juta dan akan dikirim kepada ULMWP.
Sikap Indonesia
Indonesia selama ini tidak mengakui keberadaan ULMWP sebagai wakil rakyat Papua, kendati banyak pihak menyarankan agar pemerintah melakukan dialog dengan kelompok yang semakin mendapat perhatian dunia.
"Kelompok separatis Papua ini, mewakili sebagian yang sangat kecil dari warga Papua di luar negeri, telah berkali-kali mengajukan keanggotaan penuh di MSG sejak tahun 2013, namun berhasil digagalkan atas upaya diplomasi RI," kata Wakil Kepala Perwakilan RI di KBRI Canberra, Derry Aman, selaku Ketua SOM RI di MSG.
Di mata Indonesia, peluang ULMWP menjadi anggota MSG akan semakin tertutup dengan Papua Nugini menjadi Ketua MSG mulai pada Januari 2017. Papua Nugini selama ini merupakan negara yang mendukung posisi Indonesia di MSG, berbeda dengan posisi Kepulauan Solomon, ketua yang akan mengakhiri posisi keketuaan, yang sangat mendukung ULMWP.
Penentuan keanggotaan penuh ULMWP dijadwalkan dilakukan pada pertemuan tingkat kepala negara yang akan berlangsung sekitar September 2017.
Editor : Eben E. Siadari
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...