Loading...
HAM
Penulis: Sabar Subekti 10:53 WIB | Minggu, 03 Desember 2023

UN Women Berkomentar tentang Tuduhan Kekerasan Seksual pada Serangan 7 Oktober

Komentar muncul setelah organisasi PBB itu diam selama tujuh pekan sejak serangan oleh Hamas.
Kaum perempuan melakukan protes di luar Markas Besar PBB di Yerusalem atas kegagalannya mengecam Hamas atas kekerasan terhadap perempuan selama serangan gencarnya pada 7 Oktober, pada 27 November 2023. (Foto: Flash90 via ToI)

SATUHARAPAN.COM-Setelah delapan pekan, UN Women (Perempuan PBB) buka suara atas tuduhan kejahatan seksual yang dilakukan teroris Hamas pada 7 Oktober.

“Kami menegaskan kembali bahwa semua perempuan, perempuan Israel, perempuan Palestina, dan semua perempuan lainnya, berhak atas kehidupan yang aman dan bebas dari kekerasan,” kata organisasi tersebut dikutip ToI.

“Kami dengan tegas mengutuk serangan brutal Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober,” kata organisasi tersebut. “Kami khawatir dengan banyaknya laporan mengenai kekejaman berbasis jender dan kekerasan seksual selama serangan tersebut.”

“Demi semua orang di Wilayah Pendudukan Palestina dan Israel, dan khususnya perempuan dan anak-anak, kami menyerukan kembali ke jalur perdamaian, menghormati hukum kemanusiaan internasional dan hak asasi manusia internasional,” kata Perempuan PBB.

Para pejabat Israel sangat marah terhadap kelompok hak asasi manusia global dan kelompok aktivis perempuan yang secara konsisten menolak bukti dan kesaksian mengenai kejahatan pelecehan seksual yang dilakukan selama serangan Hamas terhadap Israel selatan bulan lalu. Kelompok hak asasi perempuan Israel mengecam rekan-rekan internasional mereka karena mengabaikan semakin banyaknya bukti tuduhan tersebut.

Awal pekan ini, Sarah Hendriks, wakil direktur UN Women, didesak dalam sebuah wawancara CNN tentang diamnya kelompok tersebut mengenai masalah ini.

Hendriks mengatakan bahwa lembaga tersebut “sangat khawatir dengan laporan meresahkan mengenai kekerasan berbasis jender dan seksual pada tanggal 7 Oktober,” dan menambahkan bahwa “kami dengan tegas mengutuk segala bentuk kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan.”

Pembawa berita CNN, Bianna Golodryga, bertanya kepada Hendriks mengapa kelompok tersebut gagal untuk “secara khusus menyebut Hamas” setelah “semakin banyak bukti yang ada selama tujuh pekan” dari penyelidik Israel tentang kejahatan tersebut pada tanggal 7 Oktober.

Dalam tanggapannya, Hendriks sekali lagi tidak menyebutkan nama Hamas, dan mengatakan badan tersebut selalu mendukung “penyelidikan yang tidak memihak dan independen.”

Pekan lalu, kantor PBB untuk isu-isu perempuan dikecam karena memposting dan kemudian menghapus kecaman atas “serangan brutal Hamas pada 7 Oktober.” (dengan ToI)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home