UNESCO Berupaya Cegah Penjarahan dan Perdagangan Barang Seni Ukraina
WARSAWA, SATUHARAPAN.COM - Organisasi Kebudayaan Perserikatan Bangsa-bangsa (UNESCO) sedang melatih pejabat penegak hukum dan peradilan dari negara-negara di perbatasan barat Ukraina, berupaya mencegah perdagangan benda-benda budaya yang dijarah dari Ukraina di tengah perang Rusia melawan tetangganya.
UNESCO bermitra dengan Kementerian Kebudayaan Polandia untuk mengadakan lokakarya tiga hari di Warsawa pekan ini untuk para pejabat dari Polandia, Hongaria, Slovakia, Rumania, dan Moldova. Perwakilan dari Ukraina juga menghadiri pelatihan yang dimulai pada hari Rabu (18/1).
Tujuannya adalah agar para pejabat dapat mengidentifikasi dan mencegah harta karun seni yang dijarah di Ukraina melintasi perbatasan mereka.
Krista Pikkat, direktur budaya dan keadaan darurat UNESCO, mengatakan bahwa lebih dari 230 situs budaya telah rusak atau hancur di Ukraina sejak Rusia menginvasi negara tersebut.
Dia mengatakan bahwa UNESCO bekerja untuk mendokumentasikan benda-benda budaya yang hilang, di antaranya harta karun dari museum dan situs arkeologi.
Prioritas lain untuk agensi tersebut adalah memastikan bahwa masyarakat luas menyadari bahwa harta karun Ukraina yang dijarah dapat berakhir di pasar seni di Eropa, sehingga pembeli lebih berhati-hati dengan apa yang mereka beli.
Pikkat menggambarkan Polandia sebagai mitra kuat UNESCO dalam perlindungan warisan budaya dalam situasi konflik karena telah belajar banyak dari pengalamannya sendiri.
Polandia mengalami penjarahan massal atas warisan budayanya selama Perang Dunia II, ketika diserbu dan diduduki oleh Nazi Jerman dan Uni Soviet. Masih bekerja untuk memulihkan lukisan, buku, dan artefak budaya lainnya yang dijarah. Benda-benda ini masih dijual di lelang dan di internet delapan dekade setelah dicuri.
“Polandia benar-benar negara terdepan dalam pekerjaan ini,” kata Pikkat.
Katarzyna ZalasiÅska, direktur Institut Warisan Budaya Nasional Polandia, mencatat bahwa Polandia kehilangan setidaknya 500.000 karya seni selama Perang Dunia II. (AP)
Editor : Sabar Subekti
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...