Unggas Lebak Tembus Pasar Jepang
LEBAK, SATUHARAPAN.COM – Produksi unggas potong Kabupaten Lebak, Banten, menembus pasar Jepang karena permintaan konsumsi di negara itu cenderung meningkat.
"Kami mendorong peternak unggas terus meningkatkan kualitas produksi sehingga dapat memenuhi permintaan pasar mancanegara," kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Iman Santoso saat dihubungi di Lebak, Kamis (11/12).
Dia mengatakan pihaknya memberikan apresiasi terhadap peternak unggas di sejumlah kecamatan di Kabupaten Lebak hingga menembus pasar Jepang.
Menembusnya pasar Jepang itu setelah difasilitasi oleh Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
Produksi unggas potong Kabupaten Lebak memenuhi persyaratan yang diminta negara Sakura itu, diantaranya bebas dari flu burung juga pelaksanaan biosekuriti cukup baik.
Namun, pihaknya hingga kini belum menerima jumlah laporan unggas yang diekspor ke Jepang itu.
Sebab perusahaan eksportir itu dari luar daerah dan mereka belum melaporkannya.
Iman meminta peternak terus meningkatkan kualitas produksi unggas sehingga bisa memenuhi permintaan pasar bebas yang akan diterapkan 2015 Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
"Kami berharap peluang pasar bebas itu bisa direbut oleh peternak Lebak dengan meningkatkan kualitas produksi, termasuk teknologi pengelolaannya," kata dia.
Menurut dia, selama ini peternak unggas potong di Kabupaten Lebak cukup prospektif karena permintaan pasar cenderung meningkat.
Bahkan, produksi ternak unggas bisa dipasok ke sejumlah daerah di Provinsi Banten juga DKI Jakarta, Bogor dan Bekasi.
Saat ini, produksi unggas potong mencapai 10 juta ekor/tahun dengan melibatkan 120 peternak plasma.
Selain itu juga terdapat investor perusahaan besar yang menanamkan modalnya di Lebak antara lain PT Anwar Sierad, Padma dan Pofan.
Perusahaan besar itu mereka menjalin kemitraan dengan peternak plasma sehingga dapat mendorong kesejahteraan masyarakat.
"Semua produksi unggas itu ditampung oleh perusahaan inti dengan harga cukup bagus di pasaran," katanya.
Dia mengatakan jumlah peternak plasma di Kabupaten Lebak tercatat 120 orang dengan memiliki 200 kandang dan setiap kandang dihuni sekitar antara 5.000 sampai 10.000 ekor unggas.
Mereka pendapatan peternak plasma mencapai Rp65 juta per kandang dengan harga daging di pasaran sebesar Rp 25.000/kg.
Pendapatan sebesar itu tentu menguntungkan peternak plasma dan bisa meraup keuntungan sekitar 40 persen.
"Kami juga terus melakukan pembinaan terhadap peternak plasma agar memperhatikan kebersihan kandang dan biosekuriti agar tidak terjangkit virus flu burung," kata dia.
Sementara itu, sejumlah peternak plasma di Kabupaten Lebak mengaku bahwa mereka mengutamakan kebersihan kandang, termasuk pelaksanaan biosekuriti sehingga produksi unggas aman dikonsumsi manusia.
"Kita lebih memfokuskan kualitas produksi, diantaranya kesehatan unggas agar tidak terjangkit virus flu burung," kata Sarip, seorang peternak warga Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak. (Ant)
Editor : Eben Ezer Siadari
Natal dan Tahun Baru, Menag: Beri Kesempatan Umat Beribadah ...
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Menteri Agama, Nasaruddin Umar, menekankan pentingnya menciptakan suasana y...