Uni Eropa Akan Batasi Penggunaan Pestisida Yang Berbahaya bagi Lebah
BRUSSELS, SATUHARAPAN.COM - Komisi Eropa telah menyetujui larangan sementara pada beberapa jenis pestisida yang berbahaya bagi lebah. Keputusan itu diambil setelah pemungutan suara di antara negara anggota Uni Eropa.
Dalam pemungutan suara di Brussels, Senin (6/5) dan diberitakan situs Deutsche Welle, Selasa (7/5), negara-negara anggota tetap Uni Eropa terpecah ketika hendak memutusakn moratorium dan melarang tiga jenis pestisida yang dianggap berbahaya bagi lebah. Dengan selisih sedikit, 15 negara menyetujui keputusan tersebut.
"Karena proposal kami didasarkan pada sejumlah risiko terhadap kesehatan lebah yang telah diidentifikasi oleh European Food Safety Authority (EFSA/ Otoritas Keamanan Pangan Eropa), komisi akan melanjutkan dengan membahas sejumlah hal dalam beberapa minggu mendatang," kata Komisioner Eropa untuk Kesehatan dan Kebijakan Konsumen, kata Tonio Borg, menyusul keputusan tersebut.
"Saya berjanji untuk melakukan hal yang terbaik untuk memastikan bahwa lebah kami dilindungi. Kesehatan lebah sangat penting bagi ekosistem kita dan berkontribusi pada ekonomi bernilai lebih dari 22 miliar Euro (sekitar Rp 25 triliun) setiap tahun untuk pertanian Eropa," kata Borg.
Komisi Uni Eropa telah mengusulkan dua tahun pembatasan tiga neonicotinoids, jenis pestisida yang diketahui memiliki efek samping yang berbahaya dan mematikan pada sistem saraf pusat serangga.
Saran pembatasan penggunaan secara langsung pestisida tersebut pada tanaman, karena residu yang menempel pada debu tanaman ditemukan. Hal itu disampaikan pada sebuah laporan oleh European Food Safety Authority. Laporan itu mengidentifikasi pestisida clothianidin, imidakloprid dan thiametoxam berisiko tinggi dan akut untuk populasi lebah Eropa.
Perusahaan farmasi Jerman, Bayer dan Syngenta, Swiss menghasilkan sebagian besar dari bahan kimia tersebut.
EFSA telah menyuarakan keprihatinan tentang penurunan populasi lebah dunia selama dekade terakhir. Eropa Barat dan Eropa Selatan, seperti dilaporkan situs lembaga ini, telah mengalami kerugian tertinggi.
Lebah memainkan peran penting dalam produksi pangan global. Mayoritas tanaman diserbuki oleh lebah di seluruh dunia, menurut Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO/ Food and Agriculture Organization) Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...