Loading...
DUNIA
Penulis: Martha Lusiana 11:35 WIB | Senin, 18 Mei 2015

Uni Eropa Bangun Tempat Transit Imigran di Niger

Uni Eropa Bangun Tempat Transit Imigran di Niger
Menteri Dalam Negeri Prancis, Bernard Cazeneuve. (Foto: timesofisrael.dom)
Uni Eropa Bangun Tempat Transit Imigran di Niger
Niger (hijau) menjadi tempat transit bagi para imigran asal Afrika yang melakukan perjalanan ke Aljazair dan Libya dalam perjalanan ke Eropa. (Foto: imgbuddy.com)

NIAMEY, SATUHARAPAN.COM – Menteri Dalam Negeri Prancis, Bernard Cazeneuve, mengatakan, Uni Eropa akan membangun beberapa tempat penampungan di Niger sebagai upaya untuk membendung migrasi ilegal ke Eropa.

Pusat-pusat penampungan tersebut, lanjut Cazeneuve, menjadi tempat transit yang bisa membawa kebijakan yag baik bagi imigran dan negara-negara terkait.

The Guardian melaporkan, minggu ini Komisi Uni Eropa tengah membicarakan rencana untuk mengatasi imigrasi dan suaka, termasuk pembangunan tempat transit di Niger pada akhir tahun.

Pusat ini rencananya bakal dibuka kota besar Agadez, sebagai zona transit utama bagi ribuan imigran asal Afrika bagian barat yang melakukan perjalanan ke Aljazair dan Libya dalam perjalanan ke Eropa.

Pihak Cazeneuve menambahkan, pusat lainnya berada di Arlit dan Diffa.

“Terkait kebijakan program ini ataupun masalah utama pendanaan telah diputuskan. Perhimpunan dana negara-negara Eropa bisa dimobilisasi,” ujarnya.

Presiden Niger, Mahamadou Issoufou, menyambut baik rencana tersebut dan menekankan perlunya untuk fokus pada masalah pada akarnya, karena menurutnya solusi nyata terletak pada pembangunan.

"Masalah migrasi besar-besaran ini ialah keluarnya penduduk desa. Masyarakat meninggalkan pedesaan ke kota-kota akibat kemiskinan. Mereka meninggalkan negara-negara miskin untuk pergi ke negara-negara kaya, hanya karena situasi mereka tidak bisa diselesaikan," kata pemimpin Niger itu.

Persoalan meningkatnya tekanan migrasi dan penyelundupan manusia ini, Uni Eropa ingin membujuk para calon imigran untuk tidak melakukan perjalanan yang sangat berisiko. Diperkirakan 1.800 orang telah meninggal dalam bangkai kapal di Mediterania tahun ini.

Minggu ini, parlemen Niger akan mengadopsi undang-undang hukuman penjara hingga 30 tahun bagi penyelundup imigran sebagai upaya membendung arus imigran meninggalkan Afrika ke Eropa.

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home