Uni Eropa Kecam Iran Atas Hukuman Mati Seorang Atlet Gulat
BRUSSELS, SATUHARAPAN.COM-Uni Eropa pada hari Senin (14/9) meningkatkan protes internasional atas eksekusi oleh Iran terhadap seorang atlet gulat, Navid Afkari, dan mengatakan hukuman mati adalah hukuman kejam dan tidak manusiawi yang ditentang Uni Eropa dalam semua kasus.
Media pemerintah Iran melaporkan eksekusi Afkari pada hari Sabtu (12/9). Afkari, juara pegulat gaya Yunani-Romawi, telah dihukum karena menikam seorang penjaga keamanan sampai mati ketika berlangsung protes anti pemerintah pada tahun 2018.
Keluarga Afkari menyatakan bahwa hukumannya bergantung pada pengakuan yang diperoleh melalui penyiksaan, yang kemudian dicabut Afkari. Pengadilan Iran menolak bandingnya.
"Uni Eropa menentang hukuman mati dalam semua keadaan dan kasus tanpa pengecualian," kata juru bicara kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Josep Borrell, dalam sebuah pernyataan itu dikutip Reuters.
“Hak asasi manusia tetap menjadi fitur utama dari keterlibatan kami dengan Iran. Kami akan terus terlibat dengan otoritas Iran dalam masalah ini, termasuk melalui perwakilan lokal Uni Eropa di Teheran dan juga pada kasus-kasus individu seperti eksekusi baru-baru ini,” katanya.
Amerika Serikat, tidak seperti UE, yang mempraktikkan hukuman mati juga mengecam eksekusi mati terhadap Afkari. Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, menyebutnya sebagai "serangan yang keterlaluan terhadap martabat manusia, bahkan oleh standar tercela rezim ini."
Sementara itu, kementerian luar negeri Iran pada hari Senin (14/9) memanggil duta besar Jerman atas pesan tweet yang mengecam eksekusi Afkari. Kementerian "mengecam keras" tweet tersebut dan mengatakan kepada utusan Jerman, Hans-Udo Muzel, bahwa reaksi tersebut dianggap sebagai "campur tangan dalam urusan dalam negeri" Iran, menurut pernyataan resmi dikutip AFP.
Editor : Sabar Subekti
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...