UNICEF: 90% Perempuan di Negara Miskin Tak Punya Akses ke Internet
Teknologi digitak membuat perempuan di negara miskin makin tertinggal.
PBB, SATUHARAPAN.COM-Sekitar 90 persen perempuan muda dan gadis remaja di negara-negara termiskin di dunia tidak memiliki akses ke internet, kata laporan PBB yang diterbitkan hari Rabu (26/4).
Kurangnya akses, dan perbedaan antara jumlah anak perempuan dan laki-laki offline, menimbulkan risiko serius bahwa perempuan akan tertinggal secara ekonomi di dunia yang semakin terhubung secara digital, kata laporan dari UNICEF.
Gadis remaja dan perempuan muda “tertutup dalam hal keterampilan digital,” katanya.
Sekitar 78 persen pria muda dan remaja pria di negara-negara termiskin sedang offline, menurut UNICEF, yang dalam laporannya memeriksa penggunaan data di 54 negara yang sebagian besar berpenghasilan rendah.
Ini berarti sekitar 65 juta remaja putri dan perempuan muda berusia 15-24 tahun tidak memiliki akses ke internet, dibandingkan dengan sekitar 57 juta rekan pria mereka.
“Menutup kesenjangan digital antara anak perempuan dan laki-laki lebih dari sekadar memiliki akses ke internet dan teknologi. Ini tentang memberdayakan anak perempuan untuk menjadi inovator, pencipta, dan pemimpin,” kata Robert Jenkins, direktur pendidikan UNICEF, dalam sebuah pernyataan.
“Jika kita ingin mengatasi kesenjangan jender di pasar tenaga kerja, terutama di bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika, kita harus mulai sekarang dengan membantu kaum muda, terutama perempuan, memperoleh keterampilan digital.”
Bahkan dalam kasus ketika anak perempuan memiliki akses yang setara ke kesempatan pendidikan tradisional, seperti matematika dan membaca, laporan tersebut memperingatkan, “itu tidak selalu berarti keterampilan digital.”
Kesenjangan dalam akses ke teknologi tetap ada bahkan di dalam rumah tangga yang sama. Dalam sebuah penelitian di 41 negara, UNICEF menemukan bahwa “rumah tangga lebih cenderung menyediakan ponsel untuk anak laki-laki daripada anak perempuan.”
Remaja perempuan 13 persen lebih kecil kemungkinannya untuk memiliki ponsel, kata UNICEF, “membatasi kemampuan mereka untuk berpartisipasi dalam dunia digital.” (AFP)
Editor : Sabar Subekti
AS Memveto Resolusi PBB Yang Menuntut Gencatan Senjata di Ga...
PBB, SATUHARAPAN.COM-Amerika Serikat pada hari Rabu (20/11) memveto resolusi Dewan Keamanan PBB (Per...